Show simple item record

dc.contributor.authorSetiaji, Galih
dc.date.accessioned2023-04-10T04:20:02Z
dc.date.available2023-04-10T04:20:02Z
dc.date.issued2023-01-11
dc.identifier.nim181910201064en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/114710
dc.description.abstractCabai merupakan komoditas holtikultura yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi atau penting di Indonesia, selain itu cabai juga termasuk komoditas pangan utama nasional. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai dipengaruhi beberapa faktor antara lain ketinggian, iklim, air, tanah, dan kelembaban (Somantri dan Mamun, 2021). Cabai merah merupakan tanaman yang tidak tahan kering tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air, jadi air tanah dapat dikatakan dalam kondisi atau keadaan kapasitas lapang (lembab tetrapi tidak terlalu kering. Ideal kelembaban tanah pada tanaman cabai merah berkisar antara 60% hingga 80% kapasitas lapang (Nalendra dan Mujiono, 2020) Air merupakan kebutuhan primer bagi setiap tanaman. Tanaman yang kekurangan dan kebanyakan air, pertumbuhan dan perkembangannya akan terhambat(Sirait dkk., 2015). Salah satu upaya agar tanaman dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik yaitu dilakukan penyiraman tanaman secukupnya dan secara rutin. Penyiraman tanaman yang baik yaitu penyiraman dilakukan di pagi hari dan sore hari(Jatmiko dkk., 2021). Penyiraman tanaman secara otomatis lebih efisien dibandingkan dengan penyiraman secara manual (Sirait dkk., 2020). Teknologi penyiraman tanaman otomatis dapat membantu kegiatan petani dalam penyiraman tanaman karena penyiraman tanaman mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, produktivitas lahan serta pendapatan petani, namun para petani masih banyak menggunakan penyiraman tanaman secara manual, sehingga dari permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai penyiraman tanaman otomatis. Penelitian ini menggunakan sel surya,sel surya merupakan teknologi ramah lingkungan yang dapat dijadikan sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Sopandi dkk., 2021). Sel surya digunakan sebagai sumber energi listrik dalam pengembangan alat penyiraman tanaman otomatis. Keuntungan dari tenaga surya anatara lain tidak adanya emisi, energi didapatkan secara gratis, perawatan yang mudah, namun pada sel surya mempunyai kelemahan yaitu ketergantungan pada besar kecilnya intensitas cahaya matahari. Penelitian ini juga menggunakan konsep IoT (Internet of Things) untuk memonitoring dan control jarak jauh. IoT (Internet of Things) telah terbukti dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pada tingkat operasional seperti halnya pada sistem monitoring intelegen untuk monitoring temperature pada refrigator trucks, sistem pendeteksi api otomatis di china dapat menjadi lebih meningkat ke level yang tinggi. Perancangan alat penyiraman tanaman otomatis bertenaga sel surya dan berbasis Internet of Things pada penelitian ini dibutuhkan dua mikrokontroller, yaitu Arduino uno dan NodeMCU ESP8266. Arduino uno digunakan sebagai pengontrol otomatis penyiraman tanaman dan pengirim data, sedangkan NodeMCU ESP8266 digunakan untuk menerima data kemudian dikirimkan ke aplikasi Blynk melalui wifi. Sumber sel surya dihubungkan dengan baterai sebagai sumber listrik, Nilai kecepatan pompa dirancang pada PWM nilai 150 nilai terendah dan PWM 250 nilai tertinggi. Alat penyiraman tanaman otomatis bertenaga sel surya dan berbasis Internet of Things sumber listrik dari panel surya. Penyiraman tanaman bekerja bergantian pada setiap saluran atau jalur fluida berdasarkan nilai masing – masing sensor, selama nilai sensor 1 belum mencapai nilai setpoint atau 71 maka solenoid valve 1 tetap buka katup jalur atau saluran fluida 1, sedangkan solenoid valve 2 mentup jalur fluida 2 dan solenoid valve 3 menutup jalur fluida 3. Ketika nilai sensor 1 telah mencapai nilai 71 maka solenoid valve 1 menutup jalur fluida 1, sedangkan solenoid valve 2 membuka jalur fluida 2 dan solenoid valve 3 menutup jalur fluida 3. Ketika nilai sensor 2 telah mencapai nilai 71 maka solenoid valve 2 menutup jalur fluida 2, sedangkan solenoid valve 3 membuka jalur fluida 3 dan solenoid valve 1 menutup jalur fluida 1. Ketika nilai sensor 1, 2 dan 3 telah mencapai nilai 71 maka solenoid valve 1 menutup jalur fluida 1, sedangkan solenoid valve 2 menutup jalur fluida 2 dan solenoid valve 3 menutup jalur fluida 3 dan pompa berhenti. Kecepatan pompa berdasarkan nilai rata – rata ketiga sensor, nilai rata-rata ketiga sensor semakin mendekati nilai setpoint atau 71 maka kecepatan pompa semakin melambat. Alat penelitian ini ketiga sensor kelembaban tanah, kondisi valve, nilai kecepatan pompa dan nilai setpoint termonitoring dan dapat dikontrol pada aplikasi Blynk. ` Kinerja yang dihasilkan pada alat penelitian ini bekerja dengan baik. nilai ketiga sensor termnitorig dengan baik dan setting nilai setpint kelembaban pada aplikasi Blynk terkirim dengan baik. Hasil jangkauan penyiraman tanaman pada setiap sprinkler tetap merata meskipun nilai pompa semakin melambat, dan nilai kelembaban ketiga daerah terjaga tidak kelebihan maupun kekurangan airen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherTekniken_US
dc.titleRancang Bangun Penyiraman Tanaman Otomatis Bertenaga Sel Surya dan Berbasis Internet Of Thingsen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiTeknk Elektro S1en_US
dc.identifier.pembimbing1Prof. Dr. Ir. Bambang Sujanarko, MMen_US
dc.identifier.pembimbing2Gamma Aditya Rahardi,ST, MT.en_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record