dc.description.abstract | Berpikir kritis bermakna sebagai salah satu proses berpikir kompleks dalam
kategori berpikir secara analitis serta dimaksudkan untuk membuat keputusan yang
dapat diterima akal dan melalui prosedur ilmiah secara terstruktur. Berpikir kritis
memiliki lima indikator yang terdiri atas aktivitas memperoleh penjelasan
sederhana, membangun keterampilan dasar, menarik kesimpulan, dan memberikan
penjelasan lanjut, serta mengatur strategi dan taktik. Dua bangun datar dikatakan
sebangun jika memiliki bentuk yang sama dengan sudut yang bersesuaian sama
besar dan perbandingan sisi yang bersesuaian itu sama. Dua bangun dikatakan
kongruen jika memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan sudut yang
bersesuaian sama besar dan sisi yang bersesuaian sama panjang. Gaya belajar
artinya suatu kecenderungan yang digunakan siswa berupa visual, auditorial, dan
kinestetik untuk menyelesaikan suatu persoalan. Visual adalah pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan indra penglihatan. Auditorial adalah pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan indra pendengaran. Kinestetik adalah pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan indra pergerakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis
siswa dalam menyelesaikan soal kesebangunan dan kekongruenan berdasarkan
gaya belajar. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Subjek pada penelitian ini merupakan siswa SMA Negeri 1 Jember kelas
X4 semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 berjumlah 36 siswa. Pengambilan data
dilaksanakan pada 2 September dan 9 September 2022. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan angket gaya belajar, tes kemampuan berpikir
kritis dengan materi kesebangunan dan kekongruenan, serta wawancara. Instrumen
angket, tes, dan pedoman wawancara divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan
untuk meraih data subjek penelitian. Berdasarkan analisis data hasil validasi
ix
didapatkan bahwa nilai rerata total (𝑉𝑎) angket sebesar 2,75 dan tes sebesar 2,85
serta pedoman wawancara sebesar 2,875. Ketiga instrumen berada pada interval
𝑉𝑎 ≥ 2,5 sehingga interpretasi termasuk ke dalam kategori valid.
Prosedur penelitian ini diawali dengan memberikan angket gaya belajar
kepada seluruh siswa yang berjumlah 30 pernyataan dengan masing-masing 10
pernyataan pada gaya belajar bagian visual, auditorial, dan kinestetik. Angket
tersebut dikerjakan dalam waktu 15 menit. Selanjutnya diberikan tes dengan durasi
pengerjaan 90 menit kepada seluruh siswa dengan materi kesebangunan dan
kekongruenan yang berjumlah empat soal untuk mengukur kemampuan berpikir
kritis siswa. Angket dan tes kemudian dianalisis untuk menentukan enam subjek
penelitian yang masing-masing mewakili dua gaya belajar visual, dua gaya belajar
auditorial, dan dua gaya belajar kinestetik. Lalu dilakukan wawancara terhadap
enam siswa tersebut untuk mengetahui lebih dalam bagaimana kemampuan berpikir
kritis siswa berdasarkan gaya belajar. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
bahwa siswa visual memenuhi tiga indikator yaitu penjelasan sederhana, strategi
dan taktik, serta kesimpulan dengan kata lain tidak memenuhi indikator
keterampilan dasar dan penjelasan lanjut. Siswa auditorial memenuhi tiga indikator
yaitu penjelasan sederhana, keterampilan dasar, dan penjelasan lanjut dengan kata
lain tidak memenuhi indikator strategi dan taktik serta kesimpulan. Siswa kinestetik
memenuhi dua indikator yaitu penjelasan sederhana dan kesimpulan dengan kata
lain tidak memenuhi indikator keterampilan dasar, penjelasan lanjut, serta strategi
dan taktik. | en_US |