Show simple item record

dc.contributor.authorSHAHARANY, Aulia Windi
dc.date.accessioned2023-04-06T06:32:05Z
dc.date.available2023-04-06T06:32:05Z
dc.date.issued2023-01-19
dc.identifier.nim182110101002en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/114565
dc.description.abstractKekerasan dalam rumah tangga merupakan kasus kekerasan tertinggi yang paling banyak terjadi selama masa Pandemi COVID-19 di Indonesia. Orang tua termasuk dalam 3 besar pelaku yang paling sering melakukan kekerasan dalam lingkup rumah tangga, dengan tingkat kejadian 462 kasus selama tahun 2021. Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat kedua tertinggi di Indonesia dalam kasus kekerasan pada anak, dan Kabupaten Sidoarjo mendapat peringkat pertama sebagai kabupaten dengan kasus kekerasan pada anak terbanyak pada seluruh kabupaten dan kota di provinsi Jawa Timur. Terjadi peningkatan kasus kekerasan pada anak selama masa pandemi COVID-19, khususnya pada Kabupaten Sidoarjo. Data kasus kekerasan pada anak di Kabupaten Sidoarjo menunjukkan peningkatan yang signifikan diawali pada tahun 2019 dengan jumlah 46 kasus, dan mengalami peningkatan pada tahun 2020 sejumlah 75 kasus dan pada tahun 2021 sejumlah 91 kasus yang terlaporkan. Banyaknya kebijakan baru yang terbit selama masa Pandemi COVD-19, turut merubah pola kehidupan masyarakat khususya dalam segi sosial dan ekonomi. Desakan ekonomi yang semakin menurun ditambah dengan abainya perhatian masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya, membuat beberapa kelompok masyarakat khususnya Orang tua mengalami multiple burden atau tekanan yang berlipat ganda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview) dengan teknik pemilihan informan menggunakan teknik snowball sampling yang disesuaikan dengan kriteria pemilihan informan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Penelitian dilakukan pada Kecamatan Sidoarjo dengan Informan penelitian terdiri dari 1 Informan Kunci yang merupakan konselor UPTD PPA Kabupaten Sidoarjo, 5 Informan Utama yang merupakan Orang tua khususnya Ibu yang pernah melakukan tindak kekerasan pada anak mereka selama pandemi COVID-19 serta 5 informan Tambahan yang merupakan kerabat yang bertempat tinggal dengan pelaku minimal sejak tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya jumlah kasus yang terlaporkan tersebut, belum dapat merepresentasikan secara nyata terkait kejadian kasus kekerasan pada anak yang terjadi dimasyarakat. Adanya anggapan masyarakat bahwa anak adalah milik Orang tua, seringkali membuat masyarakat tidak ingin turut campur dalam segala tindakan Orang tua terhadap anak mereka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perubahan lingkungan sosial ekonomi yang dialami masyarakat ternyata turut merubah keadaan pribadi atau aspek kognitif setiap individu, sehingga turut menghasilkan perilaku yang bahkan belum pernah muncul saat sebelum pandemi COVID-19. Hasil temuan penelitian tersebut sejalan dengan Teori Kognitif Sosial Albert Bandura (1986) yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini aspek kognitif yang diteliti yaitu usia, tingkat pendidikan, model pola asuh Orang tua serta pengalaman masa lalu merupakan variable yang saling terikat dan mempengaruhi serta tidak dapat berdiri sendiri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku kekerasan yang dilakukan oleh seluruh informan utama adalah kekerasan psikis (emosional) dengan kategori kekerasan verbal. Sebagian besar informan melakukan kekerasan penelantaran atau pengabaian. Beberapa informan juga terindikasi melakukan kekerasan fisik kepada anak mereka. Perilaku kekerasan tersebut disebutkan muncul akibat banyaknya tekanan yang diterima oleh para Orang tua khususnya ibu, ditambah dengan adanya perubahan perilaku oleh anak mereka selama masa pandemi COVID-19. Oleh karena itu pentingnya mengolah kecerdasan emosional dengan mengarahkan segala emosi negatif pada kegiatan yang bermanfaat atau pada kegiatan yang dapat menyalurkan kegemaran. Pencegahan kasus kekerasan pada anak juga dapat ditanggulangi dengan meningkatkan empati dan sikap kepedulian dengan bersikap tanggap dan tidak acuh apabila mendengar kabar kekerasan yang dialami oleh masyarakat yang berada pada lingkungan yang sama.en_US
dc.description.sponsorshipIken Nafikadini, S.KM., M.Kes Erwin Nur Rif’ah, S.Sos., M.A., Ph.Den_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectANAKen_US
dc.subjectKEKERAASAN PADA ANAKen_US
dc.subjectPANDEMI COVID-19en_US
dc.titlePerilaku Kekerasan dalam Rumah Tangga terhadap Anak pada Masa Pandemi COVID-19 di Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjoen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Iken Nafikadini, S.KM., M.Kesen_US
dc.identifier.pembimbing2Erwin Nur Rif’ah, S.Sos., M.A., Ph.Den_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record