Analisis Kesulitan dalam Mengerjakan Soal Cerita Materi Pecahan menurut Teori Newman pada Siswa Kelas V SDN 2 Trigonco Kabupaten Situbondo

Abstract

Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD. Materi pada pembelajaran matematika berkaitan dengan operasi hitung pada berbagai bilangan seperti perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. Salah satu materi yang diajarkan pada pembelajaran matematika adalah pecahan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, masih ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal materi pecahan terlebih soal dalam bentuk cerita. Siswa kelas V saat ini mengulang kembali materi yang telah diajarkan di kelas sebelumnya, akan tetapi data yang diperoleh kurang memuaskan. Hal itu karena masih terdapat siswa yang salah dalam mengerjakan soal cerita materi pecahan. Kesalahan tersebut mengindikasikan adanya kesulitan yang dialami siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase jumlah kesalahan total siswa yang mengalami kesulitan sebanyak 38,17% atau sebanyak 213 penggunaan salah dari 558 total penggunaan. Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa dapat diketahui bahwa siswa tidak terbiasa mengerjakan soal cerita menggunakan langkah-langkah yang lengkap seperti diketahui, ditanya, jawab, dan menuliskan kesimpulan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah (a) apa saja kesulitan siswa kelas V SDN 2 Trigonco Kabupaten Situbondo dalam mengerjakan soal bentuk cerita materi pecahan?; (b) apa saja faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa kelas V SDN 2 Trigonco Kabupaten Situbondo dalam mengerjakan soal bentuk cerita materi pecahan?; dan (c) bagimana upaya guru untuk menangani kesulitan siswa kelas V SDN 2 Trigonco Kabupaten Situbondo dalam mengerjakan soal cerita materi pecahan? Metode yang digunakan untuk menganalisis kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita materi pecahan adalah menggunakan metode Newman. Indikator kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita menurut Newman adalah kesulitan membaca soal, kesulitan memahami soal, kesulitan transformasi, kesulitan proses perhitungan, dan kesulitan penulisan jawaban. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian statistik deskriptif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini diperoleh dari hasil tes dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan yakni (a) kesulitan membaca soal 20,67% dari 19 siswa; (b) kesulitan memahami soal 70,08% dari 24 siswa; (c) kesulitan transformasi 15,60% dari 14 siswa; (d) kesulitan proses perhitungan 36,70% dari 27 siswa; (e) kesulitan penulisan jawaban 57,14% dari 13 siswa. Faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal cerita materi pecahan adalah kurangnya latihan membaca, siswa belum paham maksud dari soal, tidak paham dalam menentukan konsep operasi hitung pecahan, terburu-buru dalam berhitung, kurangnya latihan mengerjakan soal, dan tidak paham mengenai satuan yang digunakan dalam soal. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber atau referensi bagi guru untuk mengetahui faktor kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita materi pecahan, untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi kesulitan tersebut, serta sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan pembelajaran ke depannya.