dc.description.abstract | SMP Negeri 01 Tapen merupakan salah satu sekolah negeri yang letaknya
jauh dari perkotaan tepatnya di Kecamatan Tapen. Pada observasi awal (wawancara)
dengan guru bidang studi matematika menjelaskan bahwa selama ini pembelajaran
matematika di SMP Negeri 01 Tapen menggunakan metode ceramah, tanya jawab
dan penugasan. Guru bidang studi matematika menyarankan penelitian ini di lakukan
di kelas VIIIF yang terdiri dari 38 siswa. Guru matematika SMP Negeri 01 Tapen
menjelaskan keadaan siswa kelas VIII F, dan diketahui bahwa: 1) aktivitas belajar
siswa di kelas VIII F masih rendah hal ini dapat terlihat saat pembelajaran
berlangsung siswa-siswanya hanya duduk manis dan mencatat apa yang tertulis di
papan tulis saja; 2) kemampuan penalaran siswa rendah,siswa-siswanya terdiri dari
berbagai tingkatan ekonomi yang berbeda sehingga ketika ada masalah yang
disajikan dalam bentuk lain (tidak sesuai dengan contoh yang diberikan) siswa masih
bingung bagaimana menyelesaikannya. Hal-hal tersebut merupakan faktor yang
menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang
menggabungkan dua macam pembelajaran, yaitu pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran individu, dimana setiap siswa dalam kelompok kecil (4 sampai 5 siswa)
yang heterogen (mencakup siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah), dalam
proses pembelajaran, siswa akan saling membantu dan mengecek pekerjaan atau
tugas akademik teman sekelompoknya. Oleh karena itu peneliti menggunakan model
kooperatif tipe TAI dan materi yang telah disepakati dengan guru bidang studi
matematika yaitu teorema phytagoras. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
aktivitas guru dan siswa serta ketuntasan hasil belajar siswa dalam materi teorema
phytagoras.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIF SMP Negeri 01 Tapen tahun
ajaran 2011/2012, yang berjumlah 38 siswa. Alasan pemilihan subjek penelitian yaitu
kemampuan siswa atau hasil belajar dalam pelajaran matematika masih mengalami
kekurangan yang sangat tinggi dan sebagian besar siswa kelas VIIIF banyak
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika. Metode pengumpulan
data yang dianalisa adalah metode tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Sedangkan data yang dianalisis adalah penerapan pembelajaran TAI (presentase
aktivitas guru), aktivitas siswa (presentase), dan ketuntasan hasil belajar (presentase).
Berdasarkan hasil analisa aktivitas guru selama pembelajaran kooperatif tipe
TAI berlangsung yaitu pada siklus 1 (pembelajaran 1,2 dan 3) setelah dirata-rata
diperoleh 89,67% tergolong kategori sangat aktif sedangkan analisa pada siklus 2
viii
(pembelajaran 4,5 dan 6) setelah dirata-rata diperoleh 98,15% juga tergolong kategori
sangat aktif. Berdasarkan analisa data mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran
kooperatif tipe TAI berlangsung, rata-rata persentase pada siklus 1 sebesar 68,45%
(termasuk dalam kategori cukup aktif) sedangkan rata-rata persentase pada siklus 2
sebesar 80,76% (termasuk dalam kategori sangat aktif). Secara keseluruhan dapat
diketahui bahwa pembelajaran di kelas VIIIF yang pada awalnya menggunakan
metode ceramah yang pembelajarannya terpusat pada guru, dan siswanya tampak
hanya mendengarkan, dan ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
guru, dan setelah pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TAI
keaktifan belajar siswa kelas VIIIF meningkat.
Ketuntasan belajar siswa VIIIF secara klasikal setelah diadakannya
pembelajaran kooperatif learning tipe TAI berdasarkan hasil analisa data mengenai
ketuntasan belajar siswa, persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada
siklus 1 mencapai skor 47,37%, ada 20 siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar secara individu, pada siklus 2 mengalami kenaikan presentase menjadi 58%.
Dari peningkatan ketuntasan belajar siswa secara klasikal tersebut diatas, siswa kelas
VIIIF SMP Negeri 01 Tapen ketuntasan belajarnya meningkat setelah diadakan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Cooperative tipe TAI (Teams
Assisted Individualization). | en_US |