Hubungan Penerapan Spalk Manakarra dengan Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Selama Proses Pemasangan Infus di RSUD Caruban Kabupaten Madiun

Abstract

Anak prasekolah pada dasarnya merupakan anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat serta memiliki berbagai macam kemampuan. Namun anak usia prasekolah ketika berada di rumah sakit akan menjadi suatu hal yang baru bagi dirinya dengan kondisi yang bercampur orang dewasa yang terdapat banyak kompleksitas emosi yang nampak dan disaksikan oleh anak tersebut. Hal ini membuat kondisi anak prasekolah semakin memburuk dalam proses tumbuh kembang. Rawat inap pada anak dapat diartikan sebagai sebuah lingkungan baru yang akan diperoleh dengan proses penyesuaian yang dialami oleh anak tersebut yang ditunjukkan dengan hasil yang maladaptif ataupun adaptif tergantung dari bagaimana sikap anak tersebut dalam menghadapi suasana baru yang dialaminya di lingkungan rumah sakit. Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experiment menggunakan desain Posttest Only Non-Equivalent Control Group Design. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. menggunakan sampel sebanyak 70 responden dengan pengambilan data eksperimen dan menggunakan lembar kuisioner HARS yang terdiri dari 14 item indikator dengan kategori kecemasan ringan/sedang/berat/panik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden pada masing-masing tiap kelompok dengan usia 3 hingga 4 tahun, yaitu sebanyak 18 orang (51.4%) dan usia responden 5 hingga 6 tahun yaitu sebanyak 17 orang (48.6%).Sehingga total keseluruhan responden dengan rentang usia 3 hingga 4 tahun yaitu sebanyak 36 orang (51,4%) dan responden dengan usia 4 hingga 6 tahun yaitu sebanyak 34 orang (48,6%). Pada karakteristik kedua menunjukkan hasil bahwa mayoritas jenis kelamin responden pada tiap masing-masing kelompok yaitu sebanyak 18 orang (51.4%) memiliki jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang (48.6%). Secara keseluruhan responden jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 36 orang (51.4%) dan sebanyak 34 orang (48.6%) dengan responden jenis kelamin laki-laki. Jumlah responden yang diberikan spalk manakarra sebanyak 35 responden dan dihasilkan diantaranya sebanyak 8 orang (22.9%) mengalami kecemasan tingkat sedang dan sebanyak 27 orang (77.1%) mengalami kecemaan ringan. Kemudian pada kelompok kontrol dari 35 responden didapatkan hasil sebanyak 23 orang (65.7%) mengalami kecemasan tingkat sedang dan 6 orang (17.1%) mengalami kecemasan tingkat ringan maupun kecemasan tingkat berat. Hal tersebut menggambarkan terdapat perbedaan cukup signifikan yang mana dari 6 responden (17,1%)mengalami kecemasan ringan tanpa diberikan spalk manakarra, menjadi 27 responden (77,1%) yang mengalami kecemasan ringan dan tidak terdapat anak yang mengalami kecemasan tingkat berat maupun panik dengan intervensi pemberian spalk manakarra yang awalnya didapatkan sebanyak 6 responden (17,1%) yang mengalami kecemasan tingkat berat pada kelompok kontrol dengan Uji mann whittney menunjukkan H1 diterima dengan nilai p-value yaitu 0,000 < 0,05 . Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara pemakaian spalk motif terhadap tingkat kecemasan anak prasekolah di Rumah Sakit Caruban Kabupaten Madiun. Peran perawat anak adalah memberikan edukasi kepada orang tua tentang pemanfaatan spalk motif dengan baik agar tidak mengalami kecemasan dan dapat melakukan adaptasi dengan cepat pada lingkungan rumah sakit.