Show simple item record

dc.contributor.authorFibiaka Algebri Budiarto
dc.date.accessioned2013-12-20T07:51:25Z
dc.date.available2013-12-20T07:51:25Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM082010101004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11396
dc.description.abstractMalaria sampai saat ini masih menjadi penyakit dengan prevalensi dan angka kematian yang tinggi, terutama di 106 negara endemis malaria termasuk Indonesia. Namun, berbagai upaya pemberantasannya termasuk pengembangan vaksin malaria masih belum optimal karena kompleksitas hidup Plasmodium. Salah satu jenis vaksin malaria adalah vaksin fase seksual yang dikenal dengan nama Transmission Blocking Vaccine (TBV) yang diharapkan efektif dalam mengurangi penyebaran malaria terutama di negara-negara endemis. Salah satu basis pengembangan TBV yang potensial saat ini adalah TBV berbasis kelenjar saliva vektor (Anopheles). Di dalam kelenjar saliva berbagai macam vektor arthropoda pembawa penyakit, termasuk Anopheles, diduga terdapat berbagai substansi yang mempermudah blood feeding termasuk protein imunomodulator. Pada paparan berulang gigitan atau kelenjar saliva Anopheles, protein imunomodulator ini diduga dapat menggeser respon imun inang ke arah T helper 1 (Th1) lebih bersifat protektif terhadap infeksi Plasmodium karena dapat meningkatkan kadar Interferon- γ (IFN-γ) yang dapat mengaktifkan makrofag untuk menghambat perkembangan Plasmodium melalui produksi Nitric Oxida (NO). Salah satu spesies vektor malaria di Indonesia adalah Anopheles aconitus yang merupakan vektor malaria utama di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kelenjar saliva Anopheles aconitus sebagai kandidat target potensial pengembangan vaksin model TBV melawan malaria. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui profil IFN-γ pada mencit galur BALB/c pasca injeksi ekstrak kelenjar saliva Anopheles aconitus sebagai vaksin model TBV melawan malaria. Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimental yang dianalisis secara deskriptif analitik. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random vii sampling. Sampel yang digunakan adalah mencit BALB/c jantan berumur 6-8 minggu sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok yang diinjeksi vaksin model ekstrak kelenjar saliva Anopheles aconitus betina steril (tidak berisi Plasmodium) sediaan pelet dan supernatan serta larutan kontrol sebanyak 3 kali (1 kali vaksinasi primer dan 2 kali vaksinasi booster) dengan interval 2 minggu. Adjuvan yang digunakan berupa gel Alumunium Hidroksida (Alhydrogel). Bahan dasar vaksin adalah kelenjar saliva Anopheles aconitus betina sebanyak 1500 pasang kelenjar. Kadar IFN-γ plasma darah hewan coba yang diambil beberapa kali yaitu sebelum vaksinasi dan masing-masing 1 minggu setelah vaksinasi primer, booster I dan booster II (pengambilan plasma I, II, III dan IV) diukur dengan metode Sandwich ELISA.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101004;
dc.subjectAnopheles aconitusen_US
dc.titlePROFIL INTERFERON-γ PASCA INJEKSI EKSTRAK KELENJAR SALIVA Anopheles aconitus PADA MENCIT BALB/c SEBAGAI MODEL Transmission Blocking Vaccine (TBV) MELAWAN MALARIAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record