Show simple item record

dc.contributor.authorTRIMELIA BETHSEBA ASALAKA
dc.date.accessioned2013-12-20T07:48:00Z
dc.date.available2013-12-20T07:48:00Z
dc.date.issued2013-12-20
dc.identifier.nimNIM060910301064
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11387
dc.description.abstractDi Indonesia budaya patriarki masih sangat kental. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganut budaya patriarki. Budaya patriarki semakin kuat ketika faktor agama, determinise biologis yang artinya karena laki-laki dan perempuan berbeda maka fungsi-fungsi sosial dan kerja dalam masyarakatpun diciptakan berbeda, misalnya peran laki-laki di ranah publik dan perempuan di ranah domestik. Peran seperti ini dalam masyarakat disebut peran gender. Peran gender tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Yang menjadi persoalan adalah ketika perbedaan gender ini melahirkan berbagai ketimpangan, ketidakadilan dan menyebabkan ketidaksetaraan gender baik bagi kaum laki-laki terutama terhadap kaum perempuan. Di Indonesia sendiri unsur diskriminasi terjadi di dalam berbagai program pembangunan pemerintah sebagai upaya penanggulangan kemiskinan baik disengaja maupun tidak disengaja. Hubungan antar gender dan kemiskinan telah menarik banyak perhatian saat ini karena kurangnya kekuatan sosial dan akses perempuan pada sumber daya mendukung terjadinya kemiskinan. Kemiskinan semakin parah ketika Indonesia dilanda krisis monoter yang kemudian menjadi krisis multidimensional yang semakin memperparah keadaan masyarakat Indonesia. Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan telah dilakukan oleh pemerintah agar dapat mengurangi angka kemiskinan yang semakin tinggi. Namun upaya-upaya tersebut rupanya belum banyak menyentuh kaum perempuan terutama kaum perempuan di tingkat pedesaan. Penelitian yang berjudul peran perempuan dalam pemanfaatan modal Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga dengan studi kasus di Kelompok Asolihin Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember bertujuan untuk mendeskripsikan peran ibu rumah tangga dalam pemanfaatan modal Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga, mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi kaum perempuan dalam pemanfaatan modal Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga, dan mendeskripsikan upaya untuk mengatasi kendalakendala yang dihadapi kaum perempuan dalam pemanfaatan modal Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Asolihin Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Adapun alasan penentuan lokasi penelitian tersebut dikarenakan Desa Sukowiryo mempunyai modal awal dan jumlah aset paling besar dibandingkan desa lainnya, Desa Sukowiryo mempunyai kelompok SPP terbanyak yaitu 8 kelompok, jumlah pemanfaatnya tertinggi jika dibandingkan dengan desa yang lain yaitu 355 pemanfaat, dan tingkat pengembaliannya 100%. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosial interpretatif, jenis penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dan penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 17 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara (indept interview), dan studi dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan induksi konseptualisasi dengan beberapa tahapan yaitu pengumpulan data mentah, transkrip data, pembuatan koding, kategorisasi data, penyimpulan sementara, triangulasi dan penyimpulan akhir. Sedangkan untuk teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data dan teori. Perempuan pemanfaat Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Kelompok Asolihin Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan di Kelompok Asolihin adalah berdagang bakso, lombok, kerupuk, barang kebutuhan hidup, sembako dan usaha warung makan. Peran yang dilakukan perempuan dengan memanfaatkan modal SPP adalah membuka usaha, mengelola usaha dengan cara dan strategi mereka masing-masing, melayani pembeli, berbelanja barang kebutuhan toko yang telah habis terjual dan mengelola keuntungan hasil usaha yang kemudian digunakan untuk membeli keperluan rumah tangga yang masih kurang, menabung penghasilan tersebut untuk keperluan lain yang tidak terduga, serta menyimpannya untuk keperluan penyetoran pengembalian modal SPP. Dengan keterlibatan istri di ranah publik, beban suami menjadi lebih ringan sehingga para suami pun memperkenankan istri untuk terlibat secara aktif membantu ekonomi keluarga, walaupun tetap mengingatkan istri mereka untuk tetap memperhatikan pemeliharaan rumah tangga. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tuntutan kebutuhan hidup yang semakin meningkat membuat suami dan istri sebagai satu keluarga turut berperan sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Keterlibatan perempuan di ranah publik berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan keluarga yaitu terpenuhinya kebutuhan dalam keluarga, beban suami sebagai pencari nafkah dalam keluarga menjadi lebih ringan, dan bertambahnya penghasilan keluarga. Perempuan dan suami pemanfaat Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan menyadari akan pentingnya peranan perempuan dalam pembangunan sehingga tidak ada kendala bagi perempuan untuk bekerja di ranah publik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060910301064;
dc.subjectEMANFAATAN MODAL SIMPAN PINJAM PEREMPUAN, KESEJAHTERAAN KELUARGAen_US
dc.titlePERAN PEREMPUAN DALAM PEMANFAATAN MODAL SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PNPM MANDIRI PERDESAAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Studi Kasus di Kelompok Asolihin Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record