EFEK PAPARAN DEET (Diethyltoluamide) TERHADAP PERUBAHAN MIKROSKOPIS EPITEL USUS HALUS PADA MENCIT
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara tropis dan memiliki curah hujan
yang tinggi. Penyakit yang muncul di daerah tropis ini bermacam-macam salah
satunya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Untuk melindungi kulit dari
gigitan nyamuk digunakan repellent. DEET (Diethyltoluamide) merupakan bahan
aktif yang paling banyak digunakan untuk repellent di Indonesia. Selain DEET
umumnya repellent mengandung bahan kimia sintesis yang dapat menolak
nyamuk untuk mendekati kulit. DEET aman jika digunakan pada kulit, kecuali
pada kulit yang sensitif dan luka. DEET berbahaya jika tertelan dan akan
memasuki saluran pencernaan seperti usus halus. Karena jika sampai tertelan akan
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
Terdapat beberapa kasus akibat tertelan bahan kaustik seperti DEET. Sekitar 80%
kasus ini terjadi pada anak-anak dan 50% diantaranya terjadi pada anak kurang
dari 4 tahun karena tidak sengaja terminum. Kasus ini juga terjadi pada orang
dewasa yang lebih sering digunakan untuk tujuan bunuh diri dan biasanya tingkat
kerusakan yang ditimbulkan lebih serius. Seseorang yang tertelan DEET akan
terjadi peradangan pada usus halus, sehingga dapat menyebabkan perubahan
mikroskopis pada usus halus.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah paparan
DEET menyebabkan perubahan mikroskopis epitel usus halus pada mencit.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris, dilaksanakan di
Laboratorium Patologi Anatomi Universitas Jember pada bulan Februari 2012.
Bahan yang digunakan adalah DEET dalam repellent antinyamuk. Hewan coba
yang digunakan adalah 30 ekor mencit jantan yang sudah dibagi menjadi 5
kelompok, dan tiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit yaitu K(-) atau kontrol
negatif, P1 yaitu disonde 200µL, P2 yaitu disonde 400µL, P3 yaitu disonde 600
µL, dan P4 yaitu disonde 800 µL. DEET disondekan secara oral ke mencit sampai
memasuki usus halus kemudian diamati setelah 8 jam, lalu dikorbankan, dibedah
dan diambil organ usus halus kemudian dibuat preparat histopatologi. Preparat
diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya Olympus (CX31) dengan
pembesaran 400x dan diklasifikasikan sesuai dengan scorring Manja Barthel yaitu
untuk mengetahui skor integritas epitel mukosa usus halus.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]