Perkembangan Kapasitas Masyarakat Terdampak Bencana Banjir Musiman melalui Komunitas Relawan Lokal di Desa Dringu Kabupaten Probolinggo

Abstract

Desa Dringu adalah salah satu desa dari Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo. Di Desa Dringu terdapat sungai irigasi, sungai ini merupakan hilir sungai yang sering terdampak bencana banjir.Bencana banjir datang setiap musim hujan melanda penduduk Desa Dringu. Beberapa macam bencana banjir di Desa Dringu yaitu bencana banjir ringan, banjir bandang dan banjir ROB.Bencana banjir ringan merupakan banjir yang terjadi di Desa Dringu dengan debit air setinggi lutut orang dewasa. Bencana banjir bandang merupakan banjir yang secara tiba-tiba dengan debit air besar sehingga dapat merusak fasilitas manusia di sekitarnya.Bencana banjir ROB adalah banjir yang disebabkan oleh air laut pasang berbenturan dengan debit air sungai yang meningkat. Setelah terjadinya bencana Banjir Bandang pada tahun 2021 di Desa Dringu, membuat masyarakat berempati terhadap masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang. Masyarakat Desa Dringu merupakan masyarakat yang memiliki pengetahuan lokal, kepercayaan, kearifan lokal dan adaptasi terhadap lingkungan demi kelangsungan hidupnya ketika menghadapi bencana. Sehingga membentuk sebuah komunitas relawan untuk membantu masyarakat terdampak bencana Banjir Bandang. Komunitas relawan lokal merupakan bentuk partispansi masyarakat terhadap penanggulangan bencana. Adanya kesadaran masyarakat individu, kemauan individu dan kepedulian individu untuk membentuk sebuah komunitas dalam ruang lingkup desa. Kapasitas (capacity) adalah kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap situasi tertentu dengan sumber daya yang tersedia (fisik, manusia, keuangan dan lainnya). Pembentukan kelompok masyarakat dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi risiko bencana (Humaedi, dkk, 2016-68). Adanya komunitas relawan lokal dapat meningkatkan kapasitas masyarakat Desa Dringu, dapat dibuktikan dari bergabungnya masyarakat Desa Dringu dalam komunitas relawan lokal. Komunitas relawan lokal dan masyarakat mempunyai komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik juga disoroti dalam teori tindakan komunikatif Jurgen Habermas. Sehingga menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat Desa Dringu. Relawan lokal yang sangat mempunyai peran dalam pengurangan resiko bencana sehingga membentuk suatu hubungan yang baik antara masyarakat Desa Dringu dengan komunitas relawan lokal dan pemerintah Desa Dringu. Peran komunitas relawan lokal disini yaitu: 1. Penyaluran bantuan dari masyarakat luar, 2. Memantau ketersediaan obat-obatan dan memberikan kepada yang membutuhkan (bagian kader), 3. Memantau ketersediaan makanan di dapur umum (bagian kader) dan dibagikan oleh anggota komunitas kepada masyarakat, dan 4. Memberikan pelayanan khusus kepada masyarakat tunanetra atau lansia (bagi kader dan pemerintah desa). Partisipan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana menumbuhkan masyarakat yang dapat saling mengerti situasi satu sama lainnya, akan menanamkan rasa kepedulian terhadap sesama, membangun kesadaran akan bahaya bencana, bahaya akan menumbuhkan kewaspadaan, dan kewaspadaan akan membentuk kebiasaan. Dari terbentuknya kesadaran masyarakat dalam pengurangan risiko bencana akan tanggap darurat ketika terjadi bencana banjir dapat digerakkan dengan lebih cepat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kapasitas masyarakat Desa Dringu sudah berkembang dengan baik. Masyarakat yang dapat beradaptasi dan berpartisipan dalam pengurangan risiko bencana merupakan bukti bahwa kapasitas masyarakat Desa Dringu memasuki kapasitas yang tinggi dalam menghadapi bencana banjir