dc.description.abstract | Keluarga seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh keharmonisan
hubungan antara bapak dengan ibu, bapak dengan anak, serta ibu dengan anak. Dalam
keluarga harmonis orang tua bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Setiap anggota
keluarga saling menghormati dan saling memberi tanpa harus diminta. Orang tua
sebagai koordinator keluarga harus berperilaku positif. Jika anak menentang otoritas,
segera ditertibkan karena di dalam keluarga terdapat aturan-aturan dan harapanharapan.
Betapa pentingnya situasi dan kondisi kehidupan dalam keluarga yang
dihayati oleh semua anggota sehingga bagaimana merasakan tenang dan tentram
hidup dalam keluarga serta kehadiran orang tua yang dirasakan secara utuh terutama
oleh anak-anak, sehingga memungkinkan adanya rasa kebersamaan. Penelitian ini
dilaksanakan di RT 02, RW 11 Desa Genteng Wetan Kecamatan Genteng Kabupaten
Banyuwangi.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan dan menganalisis
mengenai bagaimana upaya Bapak membina anak remaja berperilaku menyimpang
selama Ibunya bekerja menjadi TKW di Luar Negeri di RT 02, RW 11. Peneliti
mencoba mendeskripsikannya dengan cara memanfaatkan teknik sample bertujuan
(purposive sample). Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis informan yaitu 2
Informan Pokok dan 9 Informan Tambahan yang digunakan sebagai pengecekan
ulang keabsahan data yang telah didapatkan dari Informan Pokok. Perolehan data
Pokok diambil dengan cara in depth interview menggunakan pedoman wawancara.
Dalam penelitian ini penulis menganalisa data dengan menggunakan analisis
defkriptif kualitatif, Maka peneliti memanfaatkan beberapa data sekunder dari
informan tambahan sebagai alat cros cek ulang semua data pokok yang telah
diperoleh selama di lapangan, kemudian data-data pokok tersebut diperiksa dengan
menggunakan triangulasi agar menghasilkan kesimpulan yang valid.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian bahwa, RT 02/RW 11 merupakan Desa
Genteng Wetan Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi mengalami tingkat
menyimpang tertinggi di kalangan usia remaja, yang menjadi penyebabnya kepergian
Ibu di Luar Negeri sehingga kurangnya kasih sayang. Sehingga dari upaya Bapak
dalam menangani anak remaja berperilaku menyimpang perlu adanya pembinaan
yaitu dengan memberikan contoh, kesadaran diri terhadap nilai-nilai moral,
komunikasi dialogis yang terjadi antara orang tua dengan anak-ankanya,
meningkatkan ketaatan anak-anak terhadap nilai-nilai moral, penataan lingkungan
fisik, penataan lingkungan sosial, penataan lingkungan pendidikan, penataan suasana
psikologis disini sudah dilakukan oleh Informan Pokok dalam membina anak remaja
tersebut meskipun hasil tidak semaksimal mungkin karena kondisi Ibu dari Anak
remaja pergi bekerja sebagai TKW di Luar Negeri sehingga anak tidak terjaga dalam
kondisi kesehariaannya dan tanpa adanya kasih sayang dari seorang Ibu kandungnya
namun Bapak dari anak remaja tersebut tetap berupaya, karena apabila kondisi
negatif tersebut dibiarkan berlarut anak remaja akan semakin parah dan sulit untuk
menjadi lebih baik meskipun tanpa kehadiran Ibunya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Informan pokok berupaya membina anak
remajanya agar tidak melakukan penyimpangan kembali dan dari hasilnya yang
dicapainya bahwa dengan memberikan peringatan yang bertujuan agar anak dapat
besikap sesuai dengan nilai-nilai moral, agama, sosial dan budanyanya. Dalam hal ini
bukan hanya sebatas dari usia anak remaja namun perlu juga ditanamkan anak sejak
usia dini sehingga dengan hal ini anak menjadi terbiasa berdisiplin diri baik ketika
ada dan tidak adanya orang tua serta ketika anak ada di dalam dan di luar rumah. | en_US |