UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi SECARA IN VITRO
Abstract
Infeksi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas
masyarakat di seluruh dunia. Infeksi disebabkan oleh organisme patogen, baik
virus, parasit, jamur maupun bakteri. Infeksi dapat terjadi ketika imunitas
menurun, sanitasi lingkungan yang buruk dan penyakit pendahulu. Menurut
Jawets et al. (2006), Salmonella typhi merupakan salah satu penyebab penyakit
infeksi peringkat keempat di Indonesia dengan presentasi sebesar 5,71% dari total
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Beberapa tahun terakhir Salmonella sp.
menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang biasa digunakan. Sehubungan
dengan mahalnya biaya terapi demam tifoid dan timbulnya banyak resistensi
antibiotik terhadap S. typhi maka perlu dikembangkan suatu inovasi baru
mengenai pemanfaatan tanaman sebagai antibiotik salah satunya adalah daun
binahong. Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mengandung
banyak zat aktif, diantaranya adalah saponin, alkaloid, polifenol, dan flavonoid
yang terbukti memiliki aktivitas antibakteri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) aktivitas
antibakteri ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordofolia (Ten.) Steenis)
terhadap pertumbuhan bakteri S. typhi secara in vitro, (2) KHM (Kadar Hambat
Minimum) ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordofolia (Ten.) Steenis)
terhadap pertumbuhan bakteri S. typhi secara in vitro. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian eksperimen
semu ( Quasi Experimental Designs). Sampel yang digunakan adalah bakteri
S.typhi yang ditanam dalam agar Mueller Hinton yang kemudian diberi perlakuan
dengan ekstrak etanol daun binahong dengan beberapa konsentrasi. Konsentrasi
viii
larutan uji yang digunakan adalah ekstrak etanol daun binahong dengan
konsentrasi 1,95 mg/ml; 3,9 mg/ml; 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml; 31,2 mg/ml; 62,5
mg/ml; 125 mg/ml; dan 250 mg/ml sedangkan kontrol negatifnya adalah larutan
NaCMC 0,5%, dan kontrol positifnya adalah suspensi kloramfenikol.
Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri
S.typhi pada media Mueller Hinton. Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter
zona hambat pertumbuhan bakteri S.typhi pada media Mueller Hinton tiap
konsentrasi 1,95 mg/ml; 3,9 mg/ml; 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml; 31,2 mg/ml; 62,5
mg/ml; 125 mg/ml; 250 mg/ml berturut-turut yaitu 0,7 cm; 1,34 cm; 1,64 cm; 1,89
cm; 2,17 cm; 2,54 cm; 2,91 cm; dan 3,1 cm. Data kemudian dianalisis dengan uji
regresi linear. Hasil analisis dengan uji regresi linier didapatkan adanya perbedaan
yang bermakna pada berbagai tingkat konsentrasi ekstrak etanol daun binahong
terhadap pertumbuhan S.typhi secara in vitro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun binahong
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan S.typhi secara in vitro. Hal
ini ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller
Hinton. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun binahong maka diameter
zona hambat yang terbentuk semakin besar. Selain itu, ekstrak etanol daun
binahong memiliki Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) terhadap pertumbuhan
S.typhi secara kualitatif adalah lebih besar dari 3,9 mg/ml, sedangkan secara
kuantitatif menggunakan Uji Regresi Linear didapatkan KHM sebesar 1,32
mg/ml.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]