PENGARUH PENERAPAN TANAM PADI METODE SRI (System of Rice Intensification) TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI
Abstract
Metode tanam padi dengan SRI (System of Rice Intensification) adalah teknik
budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara
mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Menurut
Purwasasmita, 2008 mengungkapkan bahwa SRI dapat meningkatkan produksi
nyata dari 4-6 ton/ha gabah kering panen menjadi 8-12 ton/ha..
Kepentingan petani dalam usahataninya tidak hanya dalam meningkatkan
produksinya saja, akan tetapi yang lebih penting daripada itu adalah bagaimana
dari peningkatan produksi tersebut dapat meningkatkan pendapatannya. Dengan
peningkatan produksi dan alokasi biaya yang semakin efisien maka diharapkan
memberikan keuntungan dan pendapatan yang meningkat di tingkat petani.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian lebih jauh tentang
dampak penggunaan System of Rice Intensification (SRI)I terhadap produksi dan
pendapatan pada usahatani padi yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan petani dan kelestarian lingkungan.
Tujuan dalam penelitian ini adalah : (1) menganalisis pengaruh penggunaan
System of Rice Intensification (SRI) terhadap produksi dan pendapatan usahatani
padi (2) Mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata pada produksi
padi SRI di Kabupaten Pasuruan
Berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka berpikir, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1. Tingkat produksi dan pendapatan usahatani padi yang menggunakan
System of Rice Intensification (SRI) lebih besar dari pada tingkat
pendapatan dan produksi usahatani padi yang tidak menggunakan metode
SRI
2. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi adalah
luas lahan, tenaga kerja keluarga, benih, pupuk anorganik, insektisida,
pupuk organik dan air. Dimana pada usahatani padi metode SRI lebih
optimal dalam penggunaannya dibandingkan dengan non SRI.
3. Usahatani padi yang menggunakan sistem SRI relatif lebih efisien
dibandingkan dengan usahatani padi non SRI Lokasi penelitian ditentukan dengan sengaja (purpose sampling). Lokasi
penelitian ditentukan di Kabupaten Pasuruan, dengan pertimbangan Kabupaten
Pasuruan khususnya Kecamatan Sukorejo, Prigen, Purwosari, Purwodadi,
Pandaan, Bangil dan Gempol adalah termasuk daerah uji coba penerapan sistem
SRI untuk usahatani padi, yaitu berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh PPK
Sampoerna di Kecamatan tersebut pada Musim Tanam I tahun 2010.
Sesuai dengan tujuan penelitian maka populasi yang akan diteliti dibagi 2
kelompok yaitu : (1) populasi petani padi yang menggunakan sistem SRI dan (2)
populasi petani yang non SRI / konvensional.. Selanjutnya penentuan petani
sampel (responden) di masing-masing kelompok digunakan “ Metode Sampel
Acak Sederhana ( Simple Random Sampling Methode)” dimaksudkan agar dapat
mengahasilkan gambaran yang dapat dipercaya, karena seluruh anggota populasi
mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Jumlah sampel di
tiap kelompok ditentukan 92 petani contoh (petani SRI 47 orang dan Non SRI 45
orang).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara
secara langsung dari petani sampel dengan berpedoman pada daftar pertanyaan
(kuisener) meliputi input, harga input, produksi harga produksi, pendapatan
petani. Sedangkan data sekunder yang merupakan data penunjang penelitian,
diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti
Kantor Pemerintahan Daerah Kabupaten Pasuruan, Kantor Dinas Tanaman
Pangan Kabupaten Pasuruan, Kantor Statistik Kabupaten Pasuruan, Dinas/instansi
Kab. Pasuruan, Kantor Pemerintahan Desa Sampel dan PPK Sampoerna Pasuruan.
Dampak Pelaksanaan budidaya padi dengan metode SRI memberikan pengaruh
yang berbeda terhadap produksi dan pendapatan yaitu ; Pendapatan petani SRI
meningkat 44,13% dibandingkan metode Non SRI, yaitu SRI memberikan
keuntungan Rp 16.524.793/Ha sedangkan Non SRI sebesar Rp 7.292.188/Ha.
Produksi petani SRI meningkat 65,69% dibandingkan metode Non SRI, yaitu
produksi SRI sebesar 7.974 Kg/Ha, sedangkan Non SRI 5.238 Kg/Ha. Metode
SRI menciptakan tenaga kerja, menghemat pembiayaan benih dan pembiayaan
pembelian pupuk anorganik/kimia.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini disarankan penanaman Padi dengan Metode
SRI ini patut dikembangkan oleh pemerintah ataupun pihak-pihak terkait untuk
mendukung swasembada beras dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Collections
- MT-Science of Economic [204]