Show simple item record

dc.contributor.authorILLAHI, Risky Nur
dc.date.accessioned2023-03-24T06:05:22Z
dc.date.available2023-03-24T06:05:22Z
dc.date.issued2021-06-10
dc.identifier.nim140910101001en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/113392
dc.description.abstractOmar Hassan Ahmad al-Bashir telah menjadi Presiden Negara Sudan sejak 30 Juni 1989. Karirnya sebagai Presiden tidak lepas dari partainya yang mendominasi politik pemerintahan negara yakni National Congres Party. Keberhasilan mempertahankan kekuasaan selama tiga dekade itu tidak dapat dilepaskan oleh dukungan kekuatan militer dan kebijakannya otoriter. Hingga pada tanggal 19 Desember 2019 muncul gerakan massa turun kejalan yang awalnya menolak kenaikan bahan pokok dan bahan bakar minyak berubah menjadi menuntut mundurnya Presiden Omar Al – Bashir. Gerakan massa menuntut mundurnya Omar Al - Bashir di ikuti oleh mayoritas masyarakat Sudan terjadi selama berbulan – bulan dan dalam gerakan massa ini terjadi konfrontasi antara masyarakat sipil dan pihak militer sehingga mengakibatkan banyak korban jiwa. Dampak dari banyaknya korban jiwa pemerintah Sudan mendapat kecaman dari negara – negara barat. Pada 11 April Presiden Sudan Omar Al - Bashir Mengundurkan diri. Ahmed Awad Ibn Auf, Wakil Presiden pertama dan menteri pertahanan Sudan, mengumumkan penangguhan konstitusi Sudan dan pembentukan dewan militer transisi, yang akan memimpin negara itu selama dua tahun. Pemilu akan diadakan setelah masa transisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apa yang menjadi faktor terjadinya gerakan massa di Sudan menuntut mundurnya Omar Al - Bashir. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk mengumpulkan data dan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis data. Teori yang digunakan dalam skripsi ini pertama adalah teori Gerakan Massa dari Eric Hoffer. Teori ini melihat bahwa dalam banyak kasus gerakan perubahan secara mendasar ditentukan oleh dinamika dan konfigurasi kekuasan. Perubahan terjadi akibat adanya sebuah pertentangan antara bentuk kekuatan yang meninginkan perubahan dengan kekuatan yang menginginkan keajegan kondisi dan tidak menghendaki adanya suatu perubahan. Kedua adalah Teori mobilisasi sumberdaya yang dikemukakan Charles Tilly. Menurut Charles Tilly bahwa penyebab terjadinya gerakan sosial adalah karena adanya pemimpin yang memobilisasi sumber daya kelompok. Tindakan tersebut bersifat rasional dan merupakan tindakan instrumental untuk mencapai kepentingan politik tertentu. Secara teoritik dapat direfleksikan bahwasanya ketidakpuasan sosial muncul ketika ada kesadaran akan adanya ketidakadilan yang disebabkan oleh tekanan dan diskriminasi yang dilakukan oleh negara. Perasaan adanya ketidakadilan atau tekanan dan diskriminasi muncul karena terjadinya kesenjangan antara harapan masyarakat dan kemampuan negara untuk mewujudkan harapan-harapan masyarakat. Ketiga framing merupakan salah pisau analisis yang sering dipakai dalam melihat pola aktivisme dan ideology gerakan. Pembingkaian (framing) adalah suatu proses dimana aktor gerakan sosial menciptakan dan menggelindingkan wacana yang dapat bergema di antara mereka yang menjadi target mobilisasi sebagaimana yang dikemukakan oleh David A. Snow (2012). Sedangkan Alberto Meluccin mengatakan bahwa framing bisa dirumuskan sebagai seni mengkomunikasikan pesan untuk membujuk massa dan meraih dukungan dan partisipasi. Untuk itu berbagai isu dan symbol dipilih dan dikontekstualisasi untuk mencapai “gaung bingkai” (frame resonance), yaitu respon-respon memadai yang akan mengubah mobilisasi potensial menjadi mobilisasi aktual. Gaung bingkai aksi kolektif ini menjadi dasar bagi aktor gerakan sosial untuk menciptakan identitas kolektif mereka, suatu rumusan orientasi aksi yang bersifat interaktif dan peluang serta rintangan di mana aksi itu berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesuai dengan teori Gerakan Massa dari Eric Hoffer, Teori mobilisasi sumberdaya Charles Tilly, dan Konsep Framing David A. Snow dan Alberto Meluccin. Gerakan massa di Sudan yang berhasil menuntut mundur Omar Al - Bashir dikarenakan beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut : Pertamaa karena akumulasi dari kekecewaan rakyat dari bidang politik dan ekonomi selama masa pemerintahan Omar Al – Bashir. Kedua adanya organisasi atau tokoh yang memobilisasi dan mengkoordinir gerakan massa di Sudan. Ketiga terjadinya suatu kondisi atau momentum khusus yang kemudian di framing oleh aktor – aktor di Sudan sehingga memungkinkan gerakan massa ini terjadi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectGerakan Massaen_US
dc.subjectSudanen_US
dc.subjectMenuntuten_US
dc.subjectOmar Al - Bashiren_US
dc.titleGerakan Massa di Sudan Menuntut Mundurnya Omar Al - Bashiren_US
dc.title.alternativeMass Movement in Sudan Demands Omar Al - Bashir’s Resignen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiHubungan Internasionalen_US
dc.identifier.pembimbing1Drs. Pra Adi Sulistiyono, M.Sien_US
dc.identifier.pembimbing2Drs. Supriyadi, M.Sien_US
dc.identifier.validatorYden_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 24 Maret 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record