Show simple item record

dc.contributor.authorAMELIA, Ratna
dc.date.accessioned2023-03-21T06:03:31Z
dc.date.available2023-03-21T06:03:31Z
dc.date.issued2021-03
dc.identifier.nim172010101070en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/113331
dc.description.abstractPenetapan kondisi pandemi COVID-19 mengubah segala aspek kehidupan manusia. Salah satu bentuk perubahan tersebut adalah diwajibkannya semua orang memakai masker ketika berada di luar rumah untuk memutus rantai COVID-19. Masker sebagai alat pelindung diri (APD) selain memiliki keuntungan untuk mencegah risiko penularan COVID-19 juga dapat menimbulkan efek terhadap kulit jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Permasalahan yang timbul akibat penggunaan masker terhadap kulit beraneka ragam, dengan acne sebagai permasalahan yang paling banyak. Hal ini tentunya menjadi perhatian karena selain mengganggu estetika, adanya luka terbuka juga meningkatkan risiko terjadinya infeksi sekunder. Efek masker terhadap kulit juga dapat menimbulkan kecemasan pada tenaga medis yang berujung pada kurang efektifnya kegiatan tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan COVID-19. Mask acne sebagai suatu disease baru telah diperbincangkan oleh lebih dari 22.000 akun di media sosial dengan tagar maskne. Namun, permasalahan acne akibat penggunaan masker dalam jangka panjang ini belum sepenuhnya diketahui. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan tinjauan sistematik untuk mengetahui lebih jauh tentang maskne sebagai suatu penyakit baik dalam hal terminologi, prevalensi, faktor risiko, patogenesis, gejala klinis, terapi, dan diagnosis bandingnya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non eksperimental dengan metode systematic review. Penelitian dimulai dengan menentukan topik penelitian dengan bantuan PICOS lalu mencari jurnal yang sesuai dengan kata kunci pada basis data PubMed, Google Scholar, Science Direct, dan Research Gate. Selanjutnya, dilakukan analisis data dengan mengidentifikasi, menapis dan menilai jurnal dengan diagram PRISMA sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi jurnal. Langkah berikutnya adalah melakukan kajian kritis dengan The JBI Critical Appraisal Tools, ekstraksi dan klasifikasi jurnal, sintesis jurnal, hingga menarik kesimpulan. Jurnal yang didapatkan dari keempat basis data yaitu sebanyak 98 jurnal yang terdiri atas 25 jurnal dari PubMed, 25 jurnal dari Google Scholar, 11 jurnal dari Science Direct, dan 36 jurnal dari Reseach Gate. Setelah dilakukan identifikasi dan penapisan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi tabel PRISMA, didapatkan 37 jurnal yang dapat menjawab pertanyaan penelitian yang menjalani kajian kritis dengan The JBI Critical Appraisal Tools yang memiliki nilai cut off ≤30%. Menurut desain studinya, terdapat 14 jurnal berbentuk studi potong lintang, 6 jurnal studi prevalensi, 4 jurnal laporan kasus, 9 jurnal teks dan opini, dan 4 jurnal lainnya masing-masing adalah kajian sistematik, studi kuasi eksperimental, studi acak terkontrol, dan studi kualitatif. Karakteristik responden pada artikel terinklusi sebagian besar adalah tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan COVID-19 dan masyarakat yang memakai masker dalam kesehariannya akibat pandemi COVID-19. Data hasil studi selanjutnya diekstraksi dan diklasifikasi sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu terminologi, prevalensi, faktor risiko, patogenesis, gejala klinis, terapi, dan diagnosis banding maskneen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectTren Maskneen_US
dc.subjectCOVID-19en_US
dc.subjectSystematic Reviewen_US
dc.titleTren Maskne di Era Pandemi COVID-19: Systematic Reviewen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKedokteranen_US
dc.identifier.pembimbing1dr. Al Munawir, M.Kes, Ph.D.en_US
dc.identifier.pembimbing2dr. Adelia Handoko M.Sien_US
dc.identifier.validatorYden_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi Tanggal 21 Maret 2023_M. Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record