dc.description.abstract | Penetapan kondisi pandemi COVID-19 mengubah segala aspek kehidupan
manusia. Salah satu bentuk perubahan tersebut adalah diwajibkannya semua orang
memakai masker ketika berada di luar rumah untuk memutus rantai COVID-19.
Masker sebagai alat pelindung diri (APD) selain memiliki keuntungan untuk
mencegah risiko penularan COVID-19 juga dapat menimbulkan efek terhadap kulit
jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Permasalahan yang timbul akibat
penggunaan masker terhadap kulit beraneka ragam, dengan acne sebagai
permasalahan yang paling banyak. Hal ini tentunya menjadi perhatian karena selain
mengganggu estetika, adanya luka terbuka juga meningkatkan risiko terjadinya
infeksi sekunder. Efek masker terhadap kulit juga dapat menimbulkan kecemasan
pada tenaga medis yang berujung pada kurang efektifnya kegiatan tenaga medis
sebagai garda terdepan penanganan COVID-19. Mask acne sebagai suatu disease
baru telah diperbincangkan oleh lebih dari 22.000 akun di media sosial dengan tagar
maskne. Namun, permasalahan acne akibat penggunaan masker dalam jangka
panjang ini belum sepenuhnya diketahui. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan tinjauan sistematik untuk mengetahui lebih jauh tentang maskne sebagai
suatu penyakit baik dalam hal terminologi, prevalensi, faktor risiko, patogenesis,
gejala klinis, terapi, dan diagnosis bandingnya.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non eksperimental dengan
metode systematic review. Penelitian dimulai dengan menentukan topik penelitian
dengan bantuan PICOS lalu mencari jurnal yang sesuai dengan kata kunci pada
basis data PubMed, Google Scholar, Science Direct, dan Research Gate.
Selanjutnya, dilakukan analisis data dengan mengidentifikasi, menapis dan menilai
jurnal dengan diagram PRISMA sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi jurnal.
Langkah berikutnya adalah melakukan kajian kritis dengan The JBI Critical Appraisal Tools, ekstraksi dan klasifikasi jurnal, sintesis jurnal, hingga menarik
kesimpulan.
Jurnal yang didapatkan dari keempat basis data yaitu sebanyak 98 jurnal
yang terdiri atas 25 jurnal dari PubMed, 25 jurnal dari Google Scholar, 11 jurnal
dari Science Direct, dan 36 jurnal dari Reseach Gate. Setelah dilakukan identifikasi
dan penapisan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi tabel PRISMA, didapatkan 37
jurnal yang dapat menjawab pertanyaan penelitian yang menjalani kajian kritis
dengan The JBI Critical Appraisal Tools yang memiliki nilai cut off ≤30%.
Menurut desain studinya, terdapat 14 jurnal berbentuk studi potong lintang, 6 jurnal
studi prevalensi, 4 jurnal laporan kasus, 9 jurnal teks dan opini, dan 4 jurnal lainnya
masing-masing adalah kajian sistematik, studi kuasi eksperimental, studi acak
terkontrol, dan studi kualitatif. Karakteristik responden pada artikel terinklusi
sebagian besar adalah tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan COVID-19
dan masyarakat yang memakai masker dalam kesehariannya akibat pandemi
COVID-19. Data hasil studi selanjutnya diekstraksi dan diklasifikasi sesuai dengan
pertanyaan penelitian yaitu terminologi, prevalensi, faktor risiko, patogenesis,
gejala klinis, terapi, dan diagnosis banding maskne | en_US |