Perencanaan dan Operasi Keselamatan Konstruksi pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Kertosono-Jombang-Mojokerto-Gempol

Abstract

Perencanaan dan Operasi Keselamatan Konstruksi pada Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Kertosono-Jombang-Mojokerto-Gempol; Alfina Khoirurrosida, 181910301152; 2022: 164 Halaman; Jurusan Fakultas Teknik Sipil Universitas Jember

Proyek pembangunan menjadi kegiatan pokok yang dibutuhkan manusia guna mengembangkan bisnis usaha dan memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu konstruksi yang kerap dikerjakan yaitu proyek konstruksi jalan raya. Pada pelaksanaan proyek dibutuhkan perencanaan keselamatan konstruksi karena ditiap proyek pasti terdapat risiko bahaya yang muncul. Terjadinya kecelakaan pada proyek mengakibatkan kerugian besar dari segi pelaksanaan dan pendanaan proyek. Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Kertosono-Jombang-Mojokerto-Gempol merupakan proyek yang melakukan preservasi berupa rekonstruksi jalan, pemelihataan rutin, dan pelebaran jalan. Proyek ini dikerjakan pada jalan dan jembatan dengan panjang jalan 102,9 kilometer dan panjang jembatan 1449,5 meter. Pekerjaan preservasi dimulai sejak 29 Juli 2021 dengan lama waktu kontrak 840 hari. Karena proyek jalan merupakan proyek yang bersinggungan langsung dengan lalu lintas, maka proyek ini memiliki banyak risiko bahaya bukan hanya dari pelaksanaan pekerjaannya tetapi juga dari kondisi jalan ketika melakukan pekerjaan. Oleh sebab itu diperlukan perencanaan dan operasi keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan proyek jalan tersebut. Pada tahap perencanaan terdiri dari identifikasi bahaya menggunakan pendekatan HIRADC, rencana tindakan keselamatan konstruksi, dan standar peraturan perundangan yang digunakan dalam keselamatan konstruksi. Selanjutnya pada tahap operasi keselamatan konstruksi meliputi perencanaan, pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja, serta kesiapan terhadap kondisi darurat. Hasil dari identifikasi bahaya didapatkan 80 variabel dari 7 item pekerjaan konstruksi yaitu pekerjaan umum, drainase, tanah dan geosintetik, perkerasan, pengaspalan, stuktur, dan pemeliharaan. Berdasarkan perhitungan terdapat risiko ekstrem pada 4 pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi, pemasangan u ditch & box culvert, cold milling, dan penghamparan aspal. Untuk pengendaliannya sendiri ditinjau dari tiap variabel sesuai dengan hirarki pengendalian. Sasaran penelitian ini meliputi sasaran kinerja kesehatan, kinerja keselamatan, kinerja keamanan lingkungan, dan kinerja pengelolaan lingkungan kerja yang dirincikan pada tiap pekerjaan. Untuk programnya sendiri bertujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Penyusunan peraturan yang akan dijalankan dirincikan menurut pada hasil identifikasi potensi bahaya yang telah disusun. Pengendalian bahaya juga menjadi faktor tambahan dalam menentukan standar dan perundangan. Pada tahap operasi keselamatan konstruksi ini dilakukan perencanaan dan manajemen operasi keselamatan konstruksi yang dapat diterapkan pada proyek. Terdiri dari Perencanaan Penerapan RKK (Struktur organisasi proyek dan Tugas dan tanggung jawab struktur organisasi), Manajemen Operasi Keselamatan Konstruksi (Analisis keselamatan pekerjaan, Manajemen keamanan lingkungan kerja, Manajemen keselamatan kerja, Manajemen kesehatan kerja, dan Manajemen lingkungan kerja), dan Kesiapsiagaan dan Tanggapan terhadap Kondisi Darurat.