KEBERHASILAN MAHATHIR MOHAMAD MEMPERTAHANKAN LEGITIMASI KEKUASAANNYA SEBAGAI PERDANA MENTERI MALAYSIA
Abstract
Negara Dunia ketiga salah satunya adalah negara Malaysia di bawah
kepemimpinan Mahathir dapat berhasil mempertahankan legitimasi kekuasaan selama
22 tahun. Berbeda dengan negara dunia ketiga lainnya terhadap pemimpin yang lama
berkuasa notabene setelah melalui proses pemilu digulingkan dan dikudeta. Hal
tersebut disebabkan sistem politiknya belum mapan. Maka, Muthiah Alagappa
mempunyai konsep yang berbeda dalam mengukur legitimasi pemimpin yang ada di
dunia ketiga. Legitimasi pemimpin dapat diukur dari legitimasi normatif dan rasional.
Legitimasi normatif artinya terletak pada nilai ideologi yang dibangun dengan
kedekatan kepada masyarakat. Sedangkan legitimasi rasional artinya dilihat dari
performance politiknya. Bentuknya diwujudkan dalam program yang diwujudkan
kepada masyarakat dan kebijaksanaannya dalam menggunakan power. Misalnya
penanaman nilai-nilai ideologisnya kepada masyarakat yaitu pembelaan kepada
melayu dan cita-cita modernisasinya, dari nilai tersebut dapat menambah karisma
Mahathir. Penggunaan power yang bijaksana yakni dalam kepemimpinannya dikenal
sebagai tangan besi namun bertujuan untuk memajukan negaranya. Seperti perbedaan
paham Mahathir dengan mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim dengan
menggunakan ISA (Internal Security Act) karena krisis ekonomi menyebabkan
Anwar harus dipecat dari jabatan. Meski demikian Mahahthir berhasil mengatasi
masalah krisis ekonomi tanpa rekomendasi IMF yang diinginkan Anwar Ibrahim,
pembatasan terhadap media dalam aktivitas politik pemerintah dianggap wajar karena
ia masih mendapat dukungan baik dalam UMNO dan masyarakat.