Show simple item record

dc.contributor.authorRIVALDO, Vicky
dc.date.accessioned2023-03-16T03:12:31Z
dc.date.available2023-03-16T03:12:31Z
dc.date.issued2022-07-26
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard styleen_US
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.citationUniversitas Jember mengikuti Harvard style
dc.identifier.nim152310101262en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/112935
dc.description.abstractMeningkatnya kasus COVID-19 terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat yang diiringi dengan dengan meningkatnya misinformasi publik terkait COVID-19 (Nasir Narila Mutia et al., 2020) . Pada saat ini banyak masyarakat yang memiliki pengetahuan, pemikiran, kepercayaan dan pemahaman serta ekspetasi sendiri terkait dengan wabah COVID-19 sehingga mereka percaya bahwa ancaman virus atau wabah COVID-19 saat ini terlalu berlebihan dan membuat mereka tidak patuh terhadap protokol kesehatan yang sudah ditetapkan (Zitek Emily M. & Schlund Rachel J, 2021). Pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 seperti cara pencegahan, pengobatan, komplikasi sangatlah penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap masyarakat agar tidak menimbulkan peningkatan kasus COVID-19 (Sari Devi Pramita dkk, 2020). Kepatuhan masyarakat dalam berperilaku terhadap tindakan pencegahan yang ditetapkan pemerintah adalah poin penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Kepatuhan sendiri cenderung dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap COVID-19. Coronavirus merupakan salah satu virus yang termasuk ke dalam golongan zoonosis atau virus yang cara penyebarannya ditularkan dari hewan ke manusia. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa hewan yang menjadi sumber transmisi SARS ialah kucing sedangkan yang menjadi sumber transmisi MERS ialah unta. Informasi dari berbagai negeri yang terserang akibat awal wabah atau pandemi, dilaporkan jika 40% dari kasus akan mengalami penyakit dengan kategori ringan, 40% penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami sakit yang parah, sedangkan 5% dengan keadaan kritis. Penderita dengan gejala ringan biasanya akan sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat biasanya akan mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syok septik, sepsis, termasuk gagal ginjal ataupun gagal jantung akut sampai berdampak kematian serta gagal multiorgan. Peeradone Srichan dkk (2020) mengatakan beberapa faktor terkait dengan pengetahuan yang buruk, sikap yang buruk dan keterampilan kesiapsiagaan yang buruk dalam menanggapi epidemi COVID-19, seperti pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan saluran penerimaan informasi kesehatan masyarakat. Pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala, faktor penyebab dan resiko tinggi, pencegahan, cara penularan dan prognosis sangat penting untuk mengekang pandemi dengan meningkatkan upaya untuk menghindari kontak dengan permukaan/tangan/benda yang terkontaminasi, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, mengambil tindakan pencegahan saat batuk / bersin, menggunakan obat gosok berbahan dasar alkohol dan alat pelindung lainnya (Kebede Yohannes et al., 2020).Penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah non-Probability sampling. Analisa data berbentuk univariat, data yang diteliti berdasarkan gambaran secara deskripstif, dengan frekuesi persentase mean, median, minimal, maximal dan standart defiasi (Nursalam, 2015). Analisa data dalam penelitian ini menyajikan data dalam bentuk diagram dan presentase dari hasil tingkat pengetahuan masyarakat tentang Covid-19. Jenis kelamin responden laki-laki dan perempuan masing-masing berjumlah 174 orang (45%) berjenis kelamin laki-laki dan 213 orang (55%) berjenis kelamin perempuan. Usia responden yang tergabung dalam penelitian berada pada rentang usia 15-64 tahun, yaitu sejumlah 387 orang (100%). Jenis pendidikan responden yang tergabung dalam penelitian ini terdiri dari responden dengan latar pendidikan tidak SD sejumlah 25 orang (6,5%), SD 60 orang (15,5%), SMP 168 orang (43,3 %), SMA 98 orang (25,3%), dan Sarjana 36 (9,3 %). Jenis pekerjaan responden yang tergabung dalam penelitian ini terdiri dari responden dengan pekerjaan PNS sejumlah 8 orang (2,1%), Swasta 39 orang (10,1%), Petani 134 orang (34,6%), Wiraswasta 97 orang (25,1)%, Pelajar 23 (5,9%), Buruh Pabrik 19 orang (4,9%), Buruh Tani 63 orang (16,3%), Tidak Bekerja 4 orang (1,0 %).Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pencegahan Covid-19 lebih banyak berkatergori baik yaitu sebanyak 172 orang (44,4%), tingkat pengetahuan pencegehan Covid-19 kategori cukup sebanyak 153 orang (39,5%), dan kategori kurang sebanyak 62 orang (16%). Pengetahuan yang baik terhadap suatu hal dapat mempengaruhi seseorang dalam menentukan dan mengambil suatu keputusan (Yanti, Nugraha, Wisnawa, Agustina, & Diantari, 2020). dalam penelitian ini terdiri dari responden dengan latar pendidikan tidak SD sejumlah 25 orang (6,5%), SD 60 orang (15,5%), SMP 168 orang (43,3 %), SMA 98 orang (25,3%), dan Sarjana 36 (9,3 %. )Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam peningkatan pengetahuan.pemelitian ini masing-masing berjumlah 174 orang (45%) berjenis kelamin laki-laki dan 213 orang (55%) berjenis kelamin perempuan. Usia responden yang tergabung dalam penelitian berada pada rentang usia 15-64 tahun, yaitu sejumlah 387 orang (100%). Usia merupakan salah satu variabel fenomenologis yang penting dalam menentukan serta mengevaluasi kehidupan mereka sendiri, dimana hal ini akan menentukan bagaimana seseorang akan bersikap. responden dengan pekerjaan PNS sejumlah 8 orang (2,1%), Swasta 39 orang (10,1%), Petani 134 orang (34,6%), Wiraswasta 97 orang (25,1)%, Pelajar 23 (5,9%), Buruh Pabrik 19 orang (4,9%), Buruh Tani 63 orang (16,3%), Tidak Bekerja 4 orang (1,0 %).tingkat pengetahuan masyarakat tentang pencegahan Covid-19 lebih banyak berkatergori baik yaitu sebanyak 172 orang (44,4%), tingkat pengetahuan pencegehan Covid19 kategori cukup sebanyak 153 orang (39,5%), dan kategori kurang sebanyak 62 orang (16%). Pengetahuan pencegahan Covid-19 merupakan hasil tahu dari informasi yang terima tentang upaya pencegahan Covid-19. Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan Covid-19 mempengaruhi sikap dan tindakan dalam pencegahan Covid-19. VICKY RIVALDO Faculty of nursing, University of Jember ABSTRACT The lack of public knowledge about COVID-19 has played an important role in the high number of COVID-19 cases in Indonesia since the beginning of the pandemic. This, coupled with widespread misinformation about COVID-19 in Indonesia, is still a big problem in the process of implementing the national COVID-19 prevention program. This study aims to measure public knowledge about COVID-19 in Indonesia, with the aim of being used as basic data to formulate the necessary campaigns to stop the transmission of COVID-19. The design used in this study is a quantitative descriptive study involving 387 participants. The number of participants was determined by the Slovin formula from the total population where the study was carried out. Participants were selected by non-Probability sampling method , namely purposive sampling technique . The questionnaire was used to collect demographic data and COVID-19 knowledge data. Knowledge about COVID-19 is measured in four aspects; clinical symptoms of COVID-19, transmission of the COVID-19 virus, therapies that can be used, and prevention of transmission of COVID-19. The results showed that most of the 44.4% of the population already had good knowledge about COVID-19 and only a small part of the community still had poor knowledge about COVID-19. 19 greatly affects people's attitudes towards COVID-19 and the necessary preparation of health education programs about COVID-19 can be structured according to the data from this study to help increase public knowledge about COVID-19 and to stop the spread of misinformation. about COVID-19 in Indonesia. keywords: Knowledge Level, COVID-19, Societyen_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Ns. Siswoyo, S.Kep.,M.Kep Dosen Pembimbing Anggota : Murtaqib, S.Kp.,M.Kepen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectCOVID-19en_US
dc.subjectSOCIETYen_US
dc.titleGambaran Tingkat Pengetahuan Tentang COVID-19 di Masarakat Desa Silo Kecamatan Silo Krajan Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Keperawatanen_US
dc.identifier.pembimbing1Ns. Siswoyo, S.Kep.,M.Kepen_US
dc.identifier.pembimbing2Murtaqib, S.Kp.,M.Kepen_US
dc.identifier.validatorKacung-22 Desember 2022en_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi Tanggal 16 Maret 2023_M. Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record