PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY APPROACH ) PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS VIII-B SMPN 3 ROGOJAMPI TAHUN AJARAN 2012/2013
Abstract
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap PBM di kelas VIII-B
SMP Negeri 3 Rogojampi Tahun Ajaran 2012/2013, menunjukkan tentang
aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran yakni 57,66% mampu
mengemukakan pendapat, 58,56% mampu menjawab pertanyaan, 49,55%
berdiskusi untuk menganalisis permasalahan, 71,17% melakukan penyelidikan,
63,06% bersikap tanggung jawab, 63,96% bersikap teliti, 77,48% aktif berdiskusi,
47,78% bersikap kritis. Dari keseluruhan aktivitas tersebut diperoleh aktivitas
belajar siswa secara klaksikal adalah 63,14%. Berdasarkan analisis tersebut dapat
dikatakan aktivitas belajar fisika siswa kelas VIII-B SMP Negeri 3 Rogojampi
Tahun Ajaran 2012/2013 tergolong tidak terlalu aktif. Selain rendahnya aktifitas
belajar, hasil belajar fisika siswa kelas VIII-B SMP Negeri 3 Rogojampi Tahun
Ajaran 2012/2103 juga masih rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dari data hasil
observasi dan nilai hasil post test pada pra siklus, dari 37 siswa terdapat 18,92%
atau 7 siswa yang mendapatkan nilai
≥75 yang dinyatakan tuntas belajar dan
terdapat 81,08% atau 30 siswa mendapatkan nilai ≤ 75 dan dinyatakan tidak tuntas
belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan terhadap PBM fisika
melalui penerapan model Inkuiri Terbimbing (
Guided Inquiry Approach). Model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing (
Guided Inquiry Approach) adalah suatu model
pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berdiskusi dalam kegiatan
discovery-inquiry, dalam proses pelaksanaannya guru akan memberikan
bimbingan/petunjuk yang cukup luas kepada siswa terutama bagi siswa yang
kurang paham atau memiliki intelegent rendah. Model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (
Guided Inquiry Approach) sebagian perencanaannya dibuat oleh
guru, utamanya dalam memberikan permasalahan. Siswa dituntut untuk berdiskusi
dalam menyelesaikan permasalahan, dalam proses kegiatan tersebut guru harus
memiliki kesabaran dan penguasaan kelas yang baik dalam memberikan
bimbingan kepada siswa. Bimbingan yang diberikan bisa berupa pertanyaan
pengarah yang bersifat
open ended sehingga mampu membantu siswa dalam
mengembangkan kegiatan penyelidikan. Siswa dituntut untuk mampu
mengembangkan sikap kritis dan mau berkomunikasi untuk berdiskusi dalam
menyelesaikan permasalahan, hal ini dikarenakan bimbingan yang diberikan oleh
guru tidak bersifat terus-menerus melainkan sampai siswa mampu melakukan
kegiatannya secara mandiri. Tujuan dari penelitian ini diantaranya (1)
Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar fisika siswa kelas VIII-B SMPN 3
Rogojampi menggunakan Model Inkuiri Terbimbing (
Guided Inquiry Approach),
(2) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas VIII-B SMPN 3
Rogojampi menggunakan Model Inkuiri Terbimbing (
Guided Inquiry Approach).
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga subyek
penelitiannya adalah siswa kelas VIII-B SMP Negeri 3 Rogojampi Tahun Ajaran
2012/2013 yang dimulai tanggal 06 Agustus 2012 sampai 10 September 2012.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara,
dokumentasi. Data yang didapatkan adalah prosentase aktivitas belajar siswa dan
prosentase ketuntasan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran yakni pada
pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Aktivitas belajar siswa yang diamati pada penelitian ini meliputi aktivitas
mampu merumuskan hipotesis, mampu menyimpulkan hasil percobaan,
berdiskusi untuk merumuskan hipotesis, berdiskusi untuk menganalisis data
percobaan, merangkai alat percobaan, melakukan pengamatan dan pengukuran,
bersikap tanggung jawab, bersikap teliti, aktif berdiskusi, dan bersikap kritis.
Dalam penelitian ini, aktivitas belajar siswa telah mengalami peningkatan dari pra
siklus ke siklus I dan siklus II, begitu juga dengan hasil belajar siswa yang juga
mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan hasil belajar siswa sebesar
18,92%. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa menjadi 59,46% dan pada
siklus II ketuntasan hasil belajar siswa menjadi 78,4%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil
belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II secara keseluruhan dapat
dikatakan telah mengalami peningkatan. Dari hasil di atas menunjukkan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing (
Guided Inquiry Approach) dapat digunakan
sebagai alternatif pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif.