Analisis Korelasi Stres dengan Peningkatan Tekanan Darah pada Buruh Tani Hipertenis di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari Jember

Abstract

Prevalensi tekanan darah tinggi sebagai masalah kesehatan relatif signifikan. World Health Organization (WHO) memperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahun. Menurut data Riskesdas tahun 2018, terdapat 63 juta kasus hipertensi di Indonesia, dan angka kematian akibat hipertensi secara keseluruhan adalah 427.000 (Taiso dkk., 2021). Jawa Timur memiliki prevalensi hipertensi sekitar 20,43%, menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018. Kasus hipertensi juga tinggi di Kabupaten Jember dan sekitarnya yang menyerang pada seluruh kalangan. Di Kecamatan Mumbulsari Jember terdapat 19.859 orang yang mengidap hipertensi yang terbilang tinggi (Dyah Kusworini, 2020). Banyak faktor yang mengakibatkan tekanan darah tinggi, salah satunya adalah pekerjaan. Faktor pekerjaan khususnya pada pekerja buruh tani tidak dapat dipisahkan dari kejadian hipertensi pada populasi ini. Buruh tani memiliki resiko stres psikologis yang lebih tinggi (1,12%) dibandingkan dengan pekerjaan di bidang non sektor pertanian (Padaallah dkk., 2022). Permasalahan dan beban kerja dalam bidang pertanian akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental psikologis dan kesehatan fisik para pekerja di bidang pertanian. Efek dari gangguan kesehatan mental salah satunya yaitu kondisi stres dan kondisi kesehatan fisik yang terjadi adalah peningkatan tekanan darah (Septiani dkk., 2020). Memantau minimnya studi penelitian mengenai korelasi stres dengan peningkatan tekanan darah yang terkhusus pada pekerja di sektor pertanian oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi stres dengan peningkatan tekanan darah pada buruh tani hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari Jember. Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan desaign penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari Jember. Waktu penelitian ini yaitu pada Bulan November – Desember 2022. Instrument yang digunakan dalam penelitian yaitu kuesioner SRQ-20 untuk skrining terkait stres dan tensimeter digital untuk pemeriksaan tekanan darah. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan SPSS dengan uji chi square untuk mengetahui nilai Odds Ratio (OR) sehingga diketahui stres merupakan faktor risiko atau bukan faktor risiko dari variabel terikat yaitu peningkatan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil SRQ-20 normal yaitu 11 responden (42,3%) mengalami kondisi hipertensi stage 1 serta 15 responden (57,7%) mengalami hipertensi stage 2. Lalu, didapatkan hasil SRQ-20 mengidentifikasi mengalami gangguan mental distres yaitu 23 responden (60,5%) mengalami hipertensi stage 1 dan 15 responden (39,5%) mengalami hipertensi stage 2. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan tidak terdapat korelasi yang signifikan stres dengan peningkatan tekanan darah pada buruh tani hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari Jember dengan hasil nilai ρ-value 0,151 (ρ>0,05). Indikator stres psikologis para buruh tani dalam kuesioner SRQ-20 sebagian besar adalah mengalami stres kerja dengan gejala somatik. Gejala tersebut diantaranya sering sakit kepala, kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, serta rasa tidak nyaman di perut. Namun, peningkatan tekanan darah pada buruh tani hipertensi kemungkinan disebabkan oleh faktor penyebab lainnya. Faktor tersebut seperti IMT berlebihan, riwayat kesehatan diabetes melitus, dislipidemia, serta gaya hidup kebiasaan konsumsi garam yang berlebihan.