dc.description.abstract | Meluasnya konsumen batik mendorong pengusaha untuk dapat menyediakan
batik dengan berbagai tingkat kualitas dan harga. Semenjak batik menjadi busana
nasional setelah diakui oleh United Nations Education Social and Cultural
Organization, Pemerintah membuat dan menetapkan peraturan pemakaian batik
sebagai seragam minimal sehari dalam enam hari kerja. Batik sebagai busana
nasional dan kewajiban pemakain batik menjadi seragam mengakibatkan tingkat
persaingan menjadi tinggi karena setiap daerah berusaha untuk memperkenalkan dan
memakai ciri khas kedaerahan. Kabupaten Jember memiliki tiga tempat penghasil
batik tulis yaitu batik milik H. Mawardi dan Maskuri yang berlokasi di Desa
Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe, serta rumah batik Rolla milik ibu Iriane.
Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan strategi pertumbuhan usaha batik
sesuai dengan strategi pertumbuhan usaha yang digunakan oleh H. Mawardi dalam
meningkatkan penjualan. Metode penelitian menggunakan tipe penelitian deskriptif
dengan paradigma kualitatif. Informan kunci untuk mendapatkan informasi yang
sesuai dengan tema penelitian adalah H. Mawardi, selaku pemilik dan dengan tempat
penelitian industri rumah tangga batik sumberjambe H. Mawardi di Kecamatan
Sumberjambe Kabupaten Jember. Adapun metode analisis yang digunakan adalah
analisis SWOT.
Strategi pertumbuhan dijalankan dalam rangka mengejar pertumbuhan
perusahaan, yang dapat berupa kenaikan penjualan, profit, ekspansi usaha yang akan
berdampak pada pertumbuhan perusahaan. Beberapa fakta bahwa usaha kerajinan
batik mempunyai karakteristik dan merupakan kebudayaan Indonesia yang mampu
menyerap tenaga kerja dan produknya menggunakan bahan baku yang inovatif
disekitar dan jumlahnya cukup tersedia. Selain itu, memiliki daya saing dalam hal
ciri, desain, kualitas, harga, serta mempunyai nilai tambah dengan adanya inovasi
produk. Kaintannya dengan upaya daya tumbuh dan meningkatkan penjualan,
identifikasi kekuatan, kelemahan, serta peluang dan ancaman sangat penting karena
masalah utama yang dihadapi adalah pemasaran. Kelemahan cenderung mengarah
pada pemasaran khususnya dalam hal promosi perusahaan kesulitan melakukan
perluasan pasar.
Secara garis besar H. Mawardi telah melakukan analisis SWOT baik dari
faktor eksternal maupun faktor internal dimana tindakan ini merupakan awal sebelum
ia menetapkan target. Kemudian tahap selanjutnya yang dilakukan adalah penargetan
produk dan tahap ahir adalah tindakan menentukan strategi sebagai tindak lanjut dari
target yang telah direncanakan. Metode analisis SWOT | en_US |