Kemiskinan dan Mekanisme Survival Buruh Tani Perempuan dalam Keluarga (Studi Deskriptif di Desa Sumber Wringin Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember )
Abstract
Penelitian yang berjudul “Kemiskinan dan Mekanisme Survival Buruh
Tani Perempuan dalam Keluarga” dengan studi deskriptif pada buruh tani
perempuan di Desa Sumber Wringin Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember
bertujuan untuk menggambarkan tentang kemiskinan yang ada di Desa Sumber
Wringin dan bagaimana cara bertahan hidup buruh tani perempuan didalam
keluarganya.
Latar belakang dari pemilihan judul penelitian ini adalah pentingnya untuk
bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, khususnya para
buruh tani perempuan yang mengatur keuangan dalam keluarga agar bisa
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mekanisme survival merupakan cara seseorang
untuk mempertahankan hidupnya dengan penghasilan yang minim.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sumber Wringin Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember. Adapun alasan menentukan lokasi penelitian tersebut
dikarenakan banyaknya perempuan yang bekerja sebagai buruh tani. Pendekatan
penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif sedangkan jenis penelitian ini
tergolong penelitian studi deskriptif dan penentuan informan dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi wawancara mendalam (indept interview), observasi,
dokumentasi serta dianalisis dengan analisa deskriptif kualitatif dan menguji
keabsahan data dengan teknik trianggulasi. Pembahasan dalam penelitian ini
menggunakan teori mekanisme survival dan kemiskinan. Dalam teori ini
menerangkan bahwa mekanisme survival dan kemiskinan berhubungan satu sama
lain, dikarenakan kemiskinan erat kaitannya dengan mekanisme survival. Jika
seseorang miskin maka ia akan berjuang untuk mempertahankan hidupnya.
Dalam mempertahankan hidupnya biasanya buruh tani perempuan tersebut
mencari sayuran disawah sebagai lauk pauk untuk makan setiap harinya,
berjualan, menyewa lahan milik orang lain dengan system membayar setelah
panen, bahkan ada yang rela menjadi istri simpanan dari seorang perangkat desa.
Selain itu juga mereka akan berhutang pada pemilik toko sembako, biasanya
utang untuk membeli beras dan bumbu-bumbu dapur. Dalam hal ini masyarakat
Sumber Wringin tergolong kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural.
Masyarakat Sumber Wringin selalu menerima dan pasrah dengan apa yang telah
diberikan oleh yang Maha Kuasa. Selain itu juga mereka tidak memiliki akses
yang baik dan masyarakat tersebut tidak dilibatkan dalam mengambil keputusan.
Misalnya harga tembakau yang menurun membuat resah petani, hal ini dapat
menyebabkan kerugian bagi masyarakat.