Literasi Matematis Siswa SMA dalam Menyelesaikan Soal Pisa Konten Change and Relationship Ditinjau dari Adversity Quotient

Abstract

Pembelajaran matematika dalam pendidikan masa kini hingga masa datang sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Hal ini karena segala aspek kehidupan di semua bidang didasari oleh ilmu matematika. Pada saat mengikuti pembelajaran di sekolah siswa masih menganggap bahwa matematika tidak memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari, padahal matematika memiliki hubungan yang erat dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Penggunaan ilmu matematika sangat berkaitan dengan literasi matematis. Setiap siswa dapat menyelesaikan permasalahan terkait matematika dan menentukan strategi yang sesuai untuk penyelesaiannya dengan proses literasi matematis yaitu merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan. Adanya PISA dapat mengukur kemampuan siswa agar mampu menghadapi dunia nyata. Permasalahan literasi matematis masih menjadi kesulitan utama seorang siswa, karena pada saat pembelajaran di sekolah siswa merasa kesulitan dalam mengimplementasikan rumus untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan suatu fenomena nyata. Salah satunya saat mempelajari materi aljabar dan pengukuran pada konten change and relationship. Karena konten change and relationship memerlukan pemahaman dan penalaran yang baik dalam menghubungkan konsep matematika dari suatu fenomena pada kehidupan. Diperlukan suatu tolok ukur yang mampu mengetahui seberapa jauh kemampuan literasi matematis seorang siswa. Adanya kecerdasan AQ dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan saat mengalami kesulitan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan literasi matematis siswa SMA dalam menyelesaikan soal PISA konten change and relationship ditinjau dari adversity quotient. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari 2022 di SMA Negeri Arjasa kelas XI IPA 5, XI IPS 2, dan XI IPS 3 sebanyak 35 siswa terdiri dari 11 siswa XI IPA 5, 15 siswa XI IPS 3, dan 9 siswa XI IPS 2. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari angket Adversity Response Profile (ARP), soal literasi matematis, dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dilakukan secara offline dan online dengan memberikan angket ARP kepada 35 siswa kemudian dikategorikan berdasarkan skor angket ARP. Dipilih tiga subjek berdasarkan skor angket dan teknik random sampling untuk mewakili setiap tingkatan AQ yaitu subjek tipe climber¸camper, dan quitter. Setiap subjek diminta menyelesaikan dua soal literasi matematis kemudian dilakukan wawancara untuk memastikan hasil pekerjaannya sendiri. Penelitian ini menggunakan triangulasi metode untuk mendapatkan keabsahan data dengan cara membandingkan hasil tes dan wawancara sehingga dapat dinyatakan bahwa data tersebut valid. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa dalam menyelesaikan dua soal literasi matematis subjek climber berusaha semaksimal mungkin, subjek camper tidak memaksimalkan usahanya, dan subjek quitter mudah pesimis. Pada soal nomor satu, ketiga subjek mampu mencapai indikator kemampuan proses matematis merumuskan situasi secara matematis, meskipun subjek camper kurang lengkap dalam menuliskan diketahui. Ketiga subjek mencapai proses matematis menggunakan konsep matematika, namun kedua subjek camper dan quitter belum mencapai proses menafsirkan solusi matematis. Pada soal nomor dua, ketiga subjek mampu mencapai indikator kemampuan proses matematis merumuskan situasi secara matematis, meskipun subjek camper salah dalam menuliskan tanda permisalan. Ketiga subjek mencapai proses matematis menggunakan konsep matematika serta proses menafsirkan, menerapkan, dan mengevaluasi solusi matematis, namun hasil penyelesaian dari kedua subjekcamper dan quitter masih kurang teliti. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu bagi guru agar memperhatikan tingkatan AQ siswa dan membiasakan siswa berlatih mengerjakan soal berkarakteristik PISA khususnya siswa tipe camper dan quitter. Bagi peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan membuat soal berkatakteristik PISA sesuai materi di sekolah.