dc.description.abstract | Salah satu ancaman bencana yang nyata di Indonesia yang berada di kawasan Ring of Fire adalah bahaya geologis berupa gempa bumi dan tsunami (BNPB, 2012). Catatan sejarah tsunami di Indonesia menunjukkan terdapat ± 172 tsunami dalam kurun waktu antara tahun 1600–2012. Berdasarkan sumber pembangkitnya diketahui bahwa 90% dari tsunami tersebut disebabkan oleh aktivitas gempa bumi tektonik (Geofisika, 2019). Analisis resiko yang dilakukan oleh BNPB menjelaskan bahwa terdapat empat kawasan utama yang memiliki resiko gempa bumi dan tsunami tinggi yakni Megathrust Mentawai, Selat Sunda / Jawa bagian selatan, selatan Bali dan Nusa Tenggara, serta Kawasan Papua. Provinsi Jawa Timur secara geografis terletak di ujung timur Pulau Jawa yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Beberapa Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki potensi gempa bumi dan tsunami adalah Jember, Banyuwangi, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan. Dari beberapa kabupaten tersebut, Kabupaten Jember memiliki Indeks Resiko Bencana dengan Kategori TINGGI dibandingkan dengan kabupaten lainnya dengan skor 152,3 (BNPB, 2021). Wilayah pesisir di Kabupaten Jember yang memiliki resiko tinggi mendapatkan dampak yang besar jika terjadi gempa bumi dan tsunami antara lain Kecamatan Kencong, Gumukmas, Ambulu, Tempurejo, Puger, dan Wuluhan (3). Salah satu contoh gempa bumi di Jember pada 16 Desember 2021 dengan kekuatan 5.1 SR disertai kerusakan berat, korban luka ringan – berat, serta faskes (fasilitas kesehatan) dan tenaga kesehatan yang sepenuhnya belum siap di Puskesmas Gumukmas, Ambulu, Wuluhan, dan Puger (Solichah, 2021a). Belajar dari kejadian tersebut, Kabupaten Jember harus selalu siap dalam menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami sewaktu – waktu. Sektor kesehatan dalam kondisi bencana sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan peran tenaga kesehatan, terutama perawat di faskes sangat vital (Sharma & Sharma, 2020). Puskesmas sebagai faskes I adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dalam situasi bencana (Atika, 2020). Puskesmas di wilayah yang berpotensi terdampak gempa bumi dan tsunami harus memiliki kesiapan lebih dalam menghadapi bencana sewaktu - waktu. | en_US |