PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP
Abstract
Hakekat pembelajaran fisika adalah adanya proses dan produk. Proses
merupakan tahapan untuk menemukan atau membuktikan suatu teori atau fakta
yang sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini, fakta atau teori yang sudah ada
sebelumnya disebut produk. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk
memperbaiki, memperbaharui, dan membantu siswa dalam memahami konsepkonsep
fisika adalah melalui penerapan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, maka
solusinya adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
memperoleh suatu konsep dengan melakukan percobaan, berdiskusi dan
menyampaikan pendapat adalah model cooperative Learning tipe co-op co-op
disertai metode eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah:
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian
ditentukan menggunakan cara purposive sampling area. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri Sukorambi. Responden penelitian ditentukan setelah
dilakukan uji homogenitas menggunakan SPSS 16. Penentuan sampel penelitian
dengan cluster random sampling. Rancangan penelitian menggunakan one group
vii
post-test design. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
dokumentasi, dan tes.
Analisis data menggunakan uji persentase kemampuan berfikir kreatif
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan berfikir kreatif siswa yang diajar
menggunakan model cooperative learning tipe co-op co-op disertai metode
eksperimen. Kemudian analisis data menggunakan SPSS 16 untuk mengkaji taraf
signifikansi perbedaan hasil belajar.
Data hasil observasi memperlihatkan bahwa prosentase aktivitas
kemampuan berfikir kreatif siswa yang di ukur menggunakan observasi aktivitas
siswa dalam berfikir kreatif secara klasikal yaitu mencapai 49.85% yang termasuk
dalam kriteria kurang kreatif. Sedangkan yang di ukur dengan tes kemampuan
berfikir kreatif mencapai 75.30% yang termasuk dalam kriteria cukup kreatif. Jadi
skor rata-rata siswa dalam berfikir kreatif adalah mencapai 55.0% yang termasuk
dalam kriteria kurang kreatif. Data hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah
sebesar 79.76. Sedangkan data hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen
yang dilihat dari nilai pos-tes menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas kontrol nilai rata-ratanya adalah
sebesar 59 sedangkan pada kelas eksperimen adalah sebesar 68.62.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa