PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING (PETA KONSEP) PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 2 WULUHAN JEMBER
Abstract
Data observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2011 di
Kelas VIIC SMP Negeri 2 Wuluhan, ditemukan ketuntasan hasil belajar fisika
siswa rendah. Berdasarkan data ulangan harian kelas VIIC dari 30 siswa hanya
18.18% yang mendapatkan nilai ≥ 70. Aktivitas belajar siswa juga tergolong
rendah yaitu dengan persentase : (1) siswa memperhatikan penjelasan guru
53.90%, (2) 40.09% siswa mengerjakan soal, (3) siswa bertanya 35.29%, (4)
siswa menjawab pertanyaan guru 50.80%. Skor rata-rata aktivitas belajar fisika
siswa sebesar 45.02%.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran
melalui model pembelajaran advance organizer disertai teknik concept mapping
(peta konsep). model pembelajarn advance organizer disertai teknik concept
mapping (peta konsep) adalah metode pembelajaran dengan memperagakan
kepada siswa tentang suatu proses atau benda tertentu dan siswa terlibat aktif
dalam kegiatan juga disertai teknik mencatat yang membantu siswa dapat belajar
bermakna dan memahami konsep, serta menilai siswa baik proses maupun produk
dengan menggunakan berbagai instrument penilaian. Model ini memiliki
kelebihan yaitu menyediakan kerangka konsep yang akan dipelajari siswa
sehingga siswa mudah menerima informasi, sebagai penghubung materi yang
sedang dipelajari dengan yang akan dipelajari oleh siswa serta membantu siswa
lebih mudah menerima bahan pelajaran, model ini dapat berjalan dengan mudah
dengan dibantu teknik peta konsep karena teknik ini dapat membantu siswa
mencatat dengan cepat dan mudah diingat. Tahap-tahap model pembelajaran
vii
advance organizer disertai teknik concept mapping (peta konsep) adalah sebagai
berikut: menumbuhkan kesadaran siswa tentang pengetahuan dan pengalaman
yang relevan, menjelaskan materi, mengatur tugas secara eksplisit, membuat
pesan logis dan penguatan struktur kognitif. Melalui 5 (Lima) tahap tersebut,
maka aktivitas siswa sesuai dengan ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA
yaitu merumuskan masalah, merumukan hipotesis, mengisi tabel pengamatan,
menganalisis data dan menganalisis konsep-konsep fisika.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga subyek penelitian
sudah ditetapkan di kelas VIIC SMPN 2 Wuluhan yang dimulai tanggal 18
November 2011 semester ganjil tahun ajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Data
yang didapatkan adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dan hasil belajar pada siklus I dan siklus II serta hasil
wawancara dengan guru bidang studi dan siswa.
Dari hasil analisis kegiatan observasi didapatkan bahwa besarnya
persentase secara klasikal aktivitas belajar siswa pada pra siklus sebesar 49.99%
dan pada siklus 1 mencapai 61.77% yang dapat dikategorikan aktif dengan
peningkatan sebesar 11.78%. Ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan pra-siklus dari 53.33% menjadi 73.33%
tetapi belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal sehingga
dilanjutkan ke siklus II. Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan
analisis Normalized Gain sebesar 0.51 dan peningkatan tersebut tergolong
sedang. Aktivitas belajar siswa pada siklus 2 sebesar 70.22%, dengan peningkatan
sebesar 20.23%. Ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari
53.33 % menjadi 96.66%. Peningkatan tersebut tergolong sedang yaitu sebesar
0.58.
Dari hasil di atas menunjukkan model pembelajaran advance organizer
disertai teknik concept mapping (peta konsep) dapat digunakan sebagai alternatif
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar
fisika siswa.