dc.description.abstract | Kajian New Historicism merupakan kajian sastra dengan menggunakan
metode berdasarkan membaca dekat teks sastra dan teks nonsastra. Penelitan ini
menarik untuk dikaji guna menelaah hubungan peristiwa antar teks sastra dan teks
nonsastra meliputi teks-teks sejarah yang secara konstan saling menginformasikan
satu sama lain. Novel Segala yang Diisap Langit merepresentasikan peristiwa
“Perang Padri” yang terjadi akibat dari adanya konflik dan perbedaan pandangan
dari segi adat, idelogi, politik, dan ekonomi. Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa perbedaan pandangan dapat memicu perselisihan atau konflik. Agar
menghindari hal tersebut, perlu adanya sikap saling menghargai satu sama lain.
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah sejarah terjadinya konflik Kaum Adat dan
Kaum Padri dalam novel Segala yang Diisap Langit karya Pinto Anugrah?; (2)
Bagaimanakah bentuk penghancuran Kaum Adat dalam novel Segala yang Diisap
Langit karya Pinto Anugrah?; (3) Bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian
novel Segala yang Diisap Langit karya Pinto Anugrah sebagai alternatif materi
pembelajaran sastra di SMA?
Rancangan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan
rancangan penelitian sastra dan menggunakan teori serta pendekatan New
Historicism. Data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, dan paragraf yang
didapat melalui kutipan peristiwa dalam novel Segala yang Diisap Langit karya
Pinto Anugrah yang mengindikasikan konflik dan proses penghancuran. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan
studi kepustakaan dengan menerapkan teknik analisis milik Stephen Greenblattt.
Prosedur analisis penelitian ini menggunakan praktik diskursif milik Foucault dan
penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian yaitu: 1) instrumen utama,
yakni peneliti dan 2) instrumen penelitian pendukung, yakni gawai, laptop, silabus
Bahasa Indonesia, buku sejarah, artikel/jurnal ilmiah, dan novel Segala yang
Diisap Langit karya Pinto Anugrah.
Hasil analisis menemukan kesamaan antara teks sastra dan nonsastra dalam
peristiwa Kaum Adat dan Kaum Padri, meliputi: 1) konflik adat istiadat mencakup
kebiasaan-kebiasaan buruk kaum Adat yang tidak diterima oleh Kaum Padri, 2)
konflik ideologi yakni adanya perbedaan dua pemikiran, yakni ideologi kekerasan
yang dijunjung oleh Kaum Padri, dan ideologi serba hitam yang dijunjung oleh
Kaum Adat, 3) konflik ekonomi mengenai perebutan wilayah kekuasaan yang
lambat laun dikuasai oleh Kaum Padri, 4) konflik politik yang menyangkut
kekuasaan dengan pola keagamaan, 5) Kekerasan nonverbal meliputi kekerasan
dengan melibatkan fisik, yakni mengepung dan membunuh keluarga bangsawan
Kerajaan Pagaruyung, dan 6) terdapat kekerasan verbal yakni kekerasan berupa
penghinaan dan pelabelan melalui kata kafir dan haram yang dialami oleh Kaum
Adat. Dalam pemanfaatannya, sinopsis novel ini dapat diterapkan dalam
pembelajaran sastra di kelas XII SMA. Pembelajaran sastra yang digunakan yakni
KD 3.8 menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang
dibaca.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diajukan saran sebagai berikut: 1) saran
bagi peneliti selanjutnya, novel Segala yang Diisap Langit karya Pinto Anugrah
ini dapat dikembangkan lagi dengan analisis menggunakan kajian-kajian teori
lainnya yang sesuai, 2) saran praktis, bagi pengajar atau guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia disarankan memanfaatkan hasil penelitian ini dengan
menggunakan objek yang berbeda, dan 3) saran teoritis, penelitian ini membahas
tentang teori New Historicism, sehingga hasil penelitian ini disarankan agar dapat
digunakan sebagai bahan diskusi untuk memahami teori sebagai New Historicism
secara lebih mendalam | en_US |