Hubungan Dukungan Sosial Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif (0-6 Bulan) selama Masa Pandemi COVID-19 di Wilayah Puskesmas Jember Kidul Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember

Abstract

ASI Eksklusif yang diberikan kepada bayi usia 0-6 bulan memiliki risiko tinggi akan terpapar Coronavirus Disease atau COVID-19 menjadi perhatian khusus bagi banyak kalangan ibu menyusui ketika pada masa pandemi. Pemberian ASI Eksklusif ini yang diberikan oleh ibu menyusui dapat memberikan dampak berhasil tidaknya dalam memberikan ASI Eksklusif. Protokol kesehatan yang dilakukan menjadi salah satu penyebab menurunnya tingkat keberhasilan dalam pemberian ASI Eksklusif. Cakupan ASI Eksklusif sesuai dengan yang ditunjukkan dari laporan kejadian oleh WHO untuk akhir tahun 2020 dengan prosentase yang dijelaskan yakni 50% bayi saja yang mendapatkan ASI Eksklusif 6 bulan pertama dengan target WHO maupun Kemenkes RI yakni 80%. Maka, baik di Indonesia maupun di didunia masih belum tercapai terkait prevalensi akan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif terutama usia 0-6 bulan. Penyebab lain yang berpengaruh adalah dukungan sosial yang diberikan oleh berbagai sumber dan dalam berbagai bentuk. Dukungan sosial ini ditunjukkan dua jenis sumber dukungan sosial yakni primer dan sekunder. Dukungan sosial primer yang berasal dari suami dan keluarga menjadi sumber yang paling berpengaruh dalam memberikan dukungan sosial kepada ibu terutama pada masa pandemi COVID-19. Dukungan sosial yang diberikan dapat berupa dukungan informasional, instrumental, emosional, dan juga dukungan penilaian atau penghargaan. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observasional analitik yang menggunakan yang menggunakan desain case control melalui pendekatan retrospektif dengan tujuan untuk mengkaji dari hubungan atau asosiasi. Sampel yang diperoleh terhitung sebanyak 94 sampel dengan pembagian pada dua kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok kasus pembagian rata yakni 47 masing-masing kelompok. Teknik sampling yang digunakan yakni qouta sampling dengan melihat jumlah kuota yang terpenuhi nantinya dari hasil perhitungan sampel yang dibutuhkan yang sebelumnya menggunakan software G*Power versi 3.1 dengan hasil kalkulasi yang ditunjukkan sebanyak 89 sampel dan tindakan antisipatif dari peneliti untuk mencegah data eror yakni 5 sampel sehingga total sampel yakni 94. Kuesioner yang digunakan peneliti yakni kuesioner data demografi untuk menentukan karakteristik dari ibu menyusui, kuesioner dukungan sosial yang diadaptasi dan ditranslatsikan ke bahasa Indonesia dari Hughes Breastfeeding Support Scale (HBSS), dan kuesioner keberhasilan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan pertama. Penelitian ini telah disesuaikan dengan uji etik yang telah dilakukan melalui pihak Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember (KEPK UNEJ) dengan Sertifikat Keterangan Laik Etik Nomor 0.46/UN25.1.14/KEPK/2022. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil terkait dukungan sosial yang diberikan kepada ibu menyusui selama pemberian ASI Eksklusif menunjukkan untuk tingkatan dukungan sosial yang rendah pada kelompok kontrol ditunjukkan pada dukungan informasional dengan jumlah 6 (12,8%) lalu pada kelompok kasus ditunjukkan pada dukungan penilaian dengan jumlah 12 (25,5%). Berbeda halnya pada dukungan sosial yang tinggi ditemukan pada dukungan instrumental pada kedua kelompok dengan masing-masing jumlahuntuk kelompok kontrol yang dipaparkan yaitu 47 (100%), lalu untuk kelompok kasus 44 (93,6%). Hubungan yang diidentifikasi terkait dukungan sosial yang diperoleh ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan pertama selama masa pandemi COVID19 ditunjukkan dengan analisis bivariat menggunakan uji asosiatif bertingkat yakni chi-square dengan penentuan ujinya berfokus pada bagian kolom dan penentuan estimasi risiko menggunakan Odds Ratio (OR) menggunakan 95% Confidence Interval (CI) dengan hasil p value yakni 0,002 (<0,05) dengan nilai OR yakni 6,672 yang memiliki artian bahwa terdapat hubungan dukungan sosial dengan pemberian ASI Eksklusif selama masa pandemi COVID-19 di wilayah Puskesmas Jember Kidul dengan estimasi risiko yakni ibu menyusui yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi memiliki tingkat keberhasilan dalam pemberian ASI Eksklusif 6 bulan pertama sebesar 6,672 kali daripada ibu menyusui yang mendapatkan dukungan sosial yang rendah. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat tidak hanya pada petugas kesehatan khususnya profesi perawat dalam membantu meningkatkan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan pertama baik ketika terjadi pandemi COVID-19 kembali maupun tidak, namun juga pada masyarakat terutama responden sebagai bentuk literasi kesehatan yang dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Dukungan sosial yang kurang berasal dari suami dan keluarga pada kelompok kasus atau ibu yang tidak berhasil dalam memberikan ASI Eksklusif 6 bulan pertama selama masa pandemi COVID-19 menjadi perhatian bagi semua pihak agar dapat memberikan dukungan tidak hanya dukungan emosional, namun juga dukungan informasional, instrumental, dukungan, dan dukungan penilaian atau penghargaan yang perlu untuk ditingkatkan dan diberikan solusi sesuai dengan kebijakan maupun bentuk program kesehatan khususnya yang berasal dari instansi kesehatan seperti Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.