Show simple item record

dc.contributor.authorFADILA, Alifa
dc.date.accessioned2022-12-16T07:35:31Z
dc.date.available2022-12-16T07:35:31Z
dc.date.issued2022-07-28
dc.identifier.nim180210103043en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/111191
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 16 Desember 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractZat pewarna merupakan suatu senyawa organik dari gabungan antara gugus auksokrom yang merupakan pengikat antara kromosom dan serat inert (Rahmacandran et al., 2010). Penggunaan zat pewarna buatan akan menimbulkan suatu masalah lingkungan apabila tidak diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Diperlukan alternatif pengolahan limbah yang murah, mudah, dan ramah lingkungan, salah satunya dengan menggunakan bantuan fungi. Menurut Nurhayat (2020) diketahui bahwa kemampuan dekolorisasi limbah zat warna oleh fungi terutama pada kelompok basidiomycota dan ascomycota lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Menurut Nasution (2018) fungi memiliki kemampuan mendegradasi zat warna karena adanya enzim ligninolitik ekstraseluler seperti mangan peroksidase, lignin peroksidase dan laktase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat makrofungi ligninolitik dalam mendegradasi pewarna laboratoris. Jenis penelitian ini adalah jenis eksperimen laboratoris dengan menggunakan 6 makrofungi (Pleurotus sp., Cookeina tricholoma, Stereum hirsutum, Physalacria ausraliensis, Favolus niveus, dan Tremetes sp.) asal Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi yang akan diuji degradasinya terhadap 4 jenis pewarna labolatoris (safranin, green malakit, Metylen blue, dan Eosin). Penghitungan tingkat keefektivitasan makrofungi terhadap kemampuan degradasi pewarna dapat dilihat dengan mengamati ukuran diameter zona bening yang terbentuk pada masing-masing koloni fungi. Uji ini dilakukan dengan 2 kali pengulangan. Analisis data penelitian yang diperoleh dilakukan secara deskriptif mengenai makrofungi ligninolitik yang paling berpotensi mendegradasi pewarna labolatoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungi Stereum hirsutum menjadi fungi yang paling efektif dalam mendegradasi pewarna sedangkan Favolus niveus menjadi fungi yang tidak dapat mendegradasi pewarna.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectZat pewarna laboratorisen_US
dc.subjectMakrofungi ligninolitiken_US
dc.subjectDegradasi pewarnaen_US
dc.titlePotensi Degradasi Makrofungi Ligninolitik Asal Alas Purwo Banyuwangi Terhadap Pewarna Laboratoris dan Pemanfaatannya Sebagai Media Posteren_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Biologien_US
dc.identifier.pembimbing1Prof. Dr. Drs. Joko Waluyo, M.Si.en_US
dc.identifier.pembimbing2Siti Murdiyah, S.Pd., M.Pd.en_US
dc.identifier.validatorArinen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record