dc.description.abstract | Para pedagang nasi boran sendiri di satu sisi menghadapi persaingan dengan
masakan-masakan/jajanan kuliner Lamongan lainnya seperti soto, tahu campur
tahu tek, wingko serta, pecel lele yang sudah terkenal dimana-mana. namun, disisi
lain mereka juga menghadapi persaingan di antara sesama para pedagang nasi
boran yang lain. Akan tetapi justru dengan persaingan tersebut, mereka mampu
bertahan, bahkan jumlah dari para pedagang nasi boran dari waktu kewaktu
semakin bertambah. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana hubungan sosial pedagang nasi
boran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik penentuan informan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi. Peneliti mengadakan penelitian di Desa
Sumberejo dan ketika pedagang nasi boran berdagang. Wawancara dilakukan
dirumah informan pada sore hari dan malam hari yaitu pukul 16:00 WIB dan
pukul 19.00. dan pukul 22.00. Hasil dari penelitian ini adalah hubungan sosial
yang dibangun terbagi menjadi dua, yaitu hubungan sosial ketika berdagang nasi
boran dan ketika diluar berdagang nasi boran. hubungan sosial ketika berdagang
nasi boran diantaranya 1)Membagi pesanan dengan pedagang nasi boran di
sekitarnya,2)Menjenguk ketika sakit.,3)Membagi waktu saat berdagang nasi
boran,4)Berbagi
pelanggan dari pedagang nasi boran lain. Hubungan-hubungan sosial di luar
berdagang nasi boran diantaranya :1)Mengajari membuat nasi boran,2)Meminjami uang tanpa bunga.,3)Membantu dan melayat ketika ada yang
meninggal. 4)Membantu memasak ketika tetangga hajatan,5)Saling mendatangi
hajatan Kesimpulannya adalah nasi boran mampu bertahan bahkan berkembang
hingga saat ini yang mencapai ratusan pedagang nasi boran yang tersebar di kota
Lamongan karena memiliki hubungan sosial yang baik diantara sesame pedagang
nasi boran. Sarannya adalah agar hubungan sosial yang telah dibangun oleh para pedagang nasi boran terus di pertahankan. | en_US |