IMPLEMENTASI HORIZONTALISASI PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) BERBASIS ONLINE DAN OFFLINE DI KOTA BLITAR
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Implementasi
Horizontalisasi Pemasaran Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Berbasis
Online dan Offline Di Kota Blitar. Penelitian ini dilaksanakan pada usaha mikro
Batik Balitar, Usaha mikro Kaos Tjap Djaloe, dan usaha mikro EMC yang melakukan
horizontalisasi pemasaran berbasis online dan offline di Kota Blitar. Penelitian
dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Maret 2012. Penelitian ini
menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
snowball dalam menentukan informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 15
orang yang terkait dengan horizontalisasi pemasaran UMKM berbasis Online dan
Offline di Kota Blitar. Analisis data menggunakan domain dan taksonomi.
Analisis domain dilakukan dengan cara melihat gambaran umum perusahaan
meliputi sejarah, visi misi, struktur organisasi, tujuan perusahaan, dan horizontalisasi
pemasaran yang dilakukan perusahaan. Sedangkan analisis taksonomi dilakukan
dengan melihat horizontalisasi pemasaran melalui online dan offline. Horizontalisasi
pemasaran adalah company terhubung / ter-connect secara sejajar dengan lanskap
bisnis secara online dan offline. Lanskap bisnis terhubung secara sejajar, semua
memiliki derajat yang sama, memiliki peluang yang sama, contohnya di internet
antara company, competitor, customer, change memiliki kesempatan dan peluang
yang sama untuk mengakses dan menggali informasi serta berpendapat di internet.
Melalui offline perusahaan terhubung secara horizontal dengan konsumen maupun
kompetitor, komunikasinya tidak lagi bersifat top-down satu arah dari perusahaan ke
konsumen tapi komunikasi dua arah antara company, customer, maupun competitor.Implementasi horizontalisasi pemasaran secara optimal dengan cara connect
dengan lanskap bisnis melalui online dan offline diperlukan perusahaan sebagai
strategi bersaing. Connect yang dilakukan secara offline dan online harus sama-sama
optimal, tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Horizontalisasi pemasaran berbasis online
dan offline barangkali cocok untuk produk-produk yang eksklusif, belum dapat
diterapkan secara optimal pada UMKM di Kota Blitar karena kendala secara online.
Implementasi horizontalisasi pemasaran pada usaha mikro Batik Balitar, usaha mikro
Kaos Tjap Djaloe, dan usaha mikro EMC di Kota Blitar belum optimal. Hal tersebut
dikarenakan meskipun informan sudah connect secara offline dengan lanskap bisnis,
namun connect secara online belum dilakukan secara optimal. Secara online, pelaku
UMKM belum connect secara optimal karena adanya beberapa kendala, yaitu
keterbatasan sumber daya manusia, karekteristik produk, serta tidak semua
masyarakat atau konsumen memahami internet. Implementasi horizontalisasi
pemasarannya kurang optimal juga dilihat dari transaksi penjualan yang terjadi.
Menurut ketiga informan, online marketing hanya berfungsi untuk memperluas pasar,
namun untuk penjualan dan pembelian langsung oleh konsumen masih lebih efektif
melalui pameran ataupun pembelian langsung di gerai usaha. Internet dalam
penelitian ini hanya berfungsi untuk memperluas pasar. Horizontalisasi pemasaran ini
dapat optimal ketika perusahaan connect secara online dan offline dengan 4C
(company, customer, competitor, change) lanskap bisnis. Pelaku usaha UMKM
dituntut untuk lebih aktif menggali informasi mengenai company, customer,
competitor, dan change secara online. Hal tersebut dimaksudkan agar pelaku usaha
dapat lebih mudah menganalisis apa yang diinginkan oleh pasar secara luas, sehingga
dengan demikian dapat membuat suatu strategi yang tepat dan mampu menguasai
pasar secara luas. Hal tersebut dapat dicapai apabila pelaku usaha memiliki cukup
kemampuan dalam mengoperasikan internet dan aktif connect dengan 4C lanskap
bisnis secara online dan offline, sehingga pelaku usaha harus lebih belajar
mengoperasikan internet.