Show simple item record

dc.contributor.authorHUSNA, Ahsanu Bil
dc.date.accessioned2022-11-02T06:36:43Z
dc.date.available2022-11-02T06:36:43Z
dc.date.issued2022-07-05
dc.identifier.nim182110101043en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110522
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 2 Nopember 2022en_US
dc.description.abstractTingginya prevalensi perokok masih menjadi salah satu permasalahan di dunia. Jumlah perokok secara global pada tahun 2019 yaitu 1,14 miliar, mengkonsumsi rokok sebanyak 7,41 triliun dengan menyebabkan sebanyak 7,69 juta kematian dan menyebabkan 200 juta kecacatan. Data dari Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) pada tahun 2018 mencatat prevalensi penduduk Indonesia yang merokok yaitu sebesar 28,9%. Berdasarkan data dari GYTS (Global Youth Tobacco Survey) pada tahun 2019 ditemukan bahwa remaja sudah mulai merokok saat berusia 13-15 tahun. Selain itu, terdapat lebih dari 50% penduduk yang berusia 10- 24 tahun merupakan perokok aktif dengan prevalensi sebesar 54,9%. Remaja adalah masa usia transisi, remaja dikatakan telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan dan lemah pada masa ini, tetapi remaja masih belum dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun masyarakat (Sundari, dalam Azzahara et al., 2018). Adapun rentang usia remaja menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) yaitu 10 sampai 24 tahun dan belum menikah. Mahasiswa dapat dikatakan sebagai remaja, karena termasuk dalam kategori umur 12 – 24 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2020:4) pada remaja yang merupakan Mahasiswa Kesehatan Universitas Jember angkatan 2016-2018, didapatkan hasil bahwa terdapat 35 mahasiswa merupakan perokok aktif. Mahasiswa Kesehatan yang dianggap tahu dan mengerti terkait bahaya perilaku merokok diharapkan dapat menjadi panutan dengan memberikan contoh yang baik bagi masyarakat, tetapi kenyataannya tidak demikian, masih banyak dijumpai mahasiswa kesehatan yang merupakan perokok aktif, beberapa diantaranya adalah Mahasiswa Kesehatan di Universitas Jember. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi Mahasiswa Kesehatan terkait kontrol sosial orang tua terhadap intensi berhenti merokok dengan teori perilaku terencana (theory of planned behaviour). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Jember dengan informan utama yang merupakan Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan di Universitas Jember. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara secara mendalam (Indepth interview) serta observasi. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive dengan total informan utama 5 orang. Data informan divalidasi melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa informan memiliki sikap yang baik terkait perilaku berhenti merokok sebab mayoritas informan menganggap perilaku merokok merupakan perilaku yang dapat menimbulkan efek negatif. Informan berpersepsi positif terhadap pendapat dan kontrol sosial yang telah dilakukan orang tuanya dalam hal perilaku berhenti merokok. Informan mengaku kontrol sosial dari orang tua sangat penting untuk dapat menghentikan perilaku merokok. Kontrol sosial dari orang tua membuat informan ingin mencoba menjadi pribadi yang lebih baik dengan tidak merokok. Informan mengaku menyadari kesalahannya dan tidak memiliki perasaan jengkel dari kontrol sosial yang dilakukan oleh orang tuanya. Sebagian besar informan memiliki intensi untuk berhenti merokok dengan alasan karir masa depan dan memikirkan kondisi kesehatan. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan, orang tua dan remaja adalah dengan meningkatkan upaya kontrol sosial dalam perilaku merokok remaja. Mahasiswa kesehatan dapat menjalankan kegiatan terkait perilaku berhenti merokok. Dinas Kesehatan dapat meningkatkan upaya edukasi terkait kontrol sosial perilaku merokok dan membuat kebijakan untuk mempromosikan dan memperluas kawasan tanpa rokok. Orang tua hendaknya memberikan contoh yang baik bagi remaja dan menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Remaja diharapkan dapat mengontrol diri terhadap perilaku merokok dan lebih terbuka terhadap orang tua.en_US
dc.description.sponsorshipPembimbing Utama : Erdi Istiaji, S.Psi., M.Psi. Psikolog Pembimbing Anggota : Erwin Nur Rif’ah, S.Sos., MA., Ph.D.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectPERSEPSI MAHASISWA KESEHATANen_US
dc.subjectKONTROL SOSIAL ORANG TUAen_US
dc.subjectINTENSI BERHENTI MEROKOKen_US
dc.titlePersepsi Mahasiswa Kesehatan terkait Kontrol Sosial Orang Tua terhadap Intensi Berhenti Merokoken_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Erdi Istiaji, S.Psi., M.Psi. Psikologen_US
dc.identifier.pembimbing2Erwin Nur Rif’ah, S.Sos., MA., Ph.D.en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record