dc.description.abstract | Kemajuan teknologi dan informasi mendorong manusia terus berinovasi
untuk menghasilkan penemuan baru yang canggih dan ramah lingkungan. Green
composite merupakan salah satu jenis material yang mampu menjadi alternatif
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan material ramah lingkungan. Green
composite memiliki sifat biodegradable karena material penyusunnya yang
berasal dari alam. Material penyusun green composite dalam penelitian ini yaitu
serat ampas tebu sebagai penguat dan kulit nanas sebagai matriks Nata de Pina.
Penggunaan serat ampas tebu dan kulit nanas sebagai material penyusun
didasarkan pada sifat mekaniknya yang tinggi, selain itu pemanfaatan material ini
diharapkan mampu meningkatkan nilai guna dan ekonomisnya. Adapun tujuan
dalam penelitian ini adalah mengetahui adakah pengaruh massa sukrosa dan lama
waktu fermentasi matriks Nata de Pina terhadap kekuatan tarik dan modulus
elastisitas bahan green composite berpenguat serat ampas tebu.
Green composite dalam penelitian ini disintesis dalam dua tahapan yaitu
modifikasi serat ampas tebu dengan menggunakan NaOH 5% selama 2 jam dan
sintesis Nata de Pina pada media cair kulit nanas yang ditambah dengan berbagai
variasi sukrosa, ZA 0,6 g, asam asetat 25% 5,3 ml dan Acetobacter xylinum 12
ml. Green composite kemudian disitesis dengan menggunakan hot press machine
pada suhu 80oC selama 20 menit kemudian diturunkan pada suhu 65oC selamat 20
menit dengan tekanan 10 MPa untuk menyatukan penguat ampas tebu berbentuk
lamina dengan lembaran matriks Nata de Pina. Sintesis green composite
dilakukan dengan dua variasi yaitu massa sukrosa (3,5; 5; 6,5) g/ 100 ml dan lama
waktu fermentasi (11, 13, 15) hari matriks Nata de Pina. Karakterisasi utama
green composite hasil sintesis yaitu uji kekuatan tarik dan modulus elastisitas
menggunakan alat uji merk Hung Ta type SF093A 1 kN dengan kecepatan
crosshead 10 N/s dan jarak antar penjepit 3 cm. Kemudian dilakukan uji densitas
dan uji FTIR menggunakan Thermo Scientific Nicolet iS10 untuk mendukung
hasil uji tarik.
Nilai kekuatan tarik dan modulus elastisitas green composite hasil sintesis
masing-masing adalah (20,49 ± 0,15) MPa dan (67,62 ± 0,45) MPa untuk bahan
A1, (23,52 ± 0,29) MPa dan (102,30 ± 1,52) MPa untuk bahan A2, (22,51 ± 0,35)
MPa dan (92,41 ± 1,64) MPa untuk bahan A3, (24,19 ± 0,13) MPa dan (107,77 ±
1,48) MPa untuk bahan B1, (24,58 ± 0,44) MPa dan (112,21 ± 2,56) MPa untuk
bahan B2, (22,90 ± 0,16) MPa dan (99,87 ± 1,24) MPa untuk bahan B3, (21,10 ±
0,50) MPa dan (86,68 ± 2,14) MPa untuk bahan C1, (21,22 ± 0,29) MPa dan
(91,38 ± 1,28) MPa untuk bahan C2, dan serta (19,45 ± 0,33) MPa dan (66,17 ± 1.00) MPa untuk sampel C3. Hasil ini mengindikasikan bahwa massa sukrosa 5
gr/ 100 ml dan lama fermentasi 13 hari (B2) merupakan kondisi optimum dalam
menghasilkan selulosa Nata de Pina. Semakin banyak selulosa yang terbentuk
maka semakin banyak kadar serat yang dihasilkan. Kadar serat yang tinggi dalam
selulosa mampu meningkatkan ikatan antara matriks Nata de Pina dan serat
ampas tebu, sehingga kekuatan tarik dan modulus elastisitas yang dihasilkan
semakin besar. Hal ini terkonfirmasi dengan hasil uji densitas dan FTIR.
Pengujian densitas (kerapatan) menunjukkan hasil yang linier dengan nilai
kekuatan tarik dan modulus elastisitas. Nilai densitas green composite adalah
(0,81 ± 0,019) g/cm3
pada sampel A1, (1,00 ± 0,014) g/cm3
pada sampel A2,
(0,90 ± 0,012) g/cm3
pada sampel A3, (1,19 ± 0,027) g/cm3
pad sampel B1, (1,33
± 0,014) g/cm3
pada sampel B2, (0,96 ± 0,022) g/cm3
pada sampel B3, (0,87 ±
0,024) g/cm3
pada sampel C1, (0,93 ± 0,014) g/cm3
pada sampel C2, dan (0,64 ±
0,014) g/cm3
pada sampel C3. Besarnya densitas sangat dipengaruhi oleh
perbandingan massa dan volume green composite. Kondisi optimum Nata de
Pina pada massa sukrosa 5 g/ 100 ml dengan lama fermentasi 13 hari (B2)
menghasilkan selulosa tertinggi sehingga mampu meningkatkan massa green
composite. Sementara itu, hasil pengujian FTIR menunjukkan massa sukrosa dan
lama fermentasi tidak berdampak pada perbedaan gugus fungsi yang dihasilkan,
tetapi berpengaruh terhadap intensitas transmisi yang dihasilkan. Seluruh sampel
green composite menunjukkan tiga gugus fungsi diantaranya OH, C=C, dan C-O.
Green composite sampel B2 menghasilkan gugus fungsi OH dengan intensitas
transmisi yang tertinggi atau intensitas absorpsi yang terendah dari sampel
lainnya. Hal ini menunjukkan rantai OH yang terbentuk lebih pendek sehingga
sampel bersifat lebih hidrofobik dari sampel lainnya. Sifat hidrofobik ini
mengindikasikan ikatan antara serat dan matriks kuat sehingga nilai kekuatan
tarik, modulus elastisitas dan densitas yang dihasilkan lebih besar.
Data kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan densitas dilakukan analisis
dengan menggunakan two way Anova with replication untuk mengetahui
pengaruh massa sukrosa dan lama waktu fermentasi matriks Nata de Pina. Hasil
analisis menunjukkan, pada ketiga data tersebut hasil p-value yang terbentuk
yakni sebesar
, , dan
. Hal ini
menunjukkan hipotesis nol pada masing-masing data ditolak. Sementara hipotesis
yang diterima yaitu hipotesis alternative yang menunjukkan adanya pengaruh
variasi. Variasi yang paling berpengaruh terhadap nilai kekuatan tarik, modulus
elastisitas, dan densitas yaitu variasi penambahan sukrosa. | en_US |