Show simple item record

dc.contributor.authorAMALIA, Uyun
dc.date.accessioned2022-10-10T06:55:32Z
dc.date.available2022-10-10T06:55:32Z
dc.date.issued2021-07-16
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109961
dc.description.abstractFilm dapat didefinisikan sebagai cerita yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak (Armantono dan Paramita, 2013: 51). Cerita merupakan unsur inti dalam film, sebuah film memvisualisasikan dan menghidupkan sebuah cerita yang akan dinikmati oleh penonton. Cerita dibangun dan dikemas dalam sebuah format skenario yang berfungsi sebagai pedoman bagi para pekerja film. Skenario merupakan cerita yang hidup, dan harus berjalan sesuai dengan faktor sebab akibat yang berlaku di dunia dalam cerita. Tokoh adalah sarana untuk membawa penonton ke dalam perjalanan emosinya, dan karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabit; watak. Karakter bersifat konsisten, tetapi pada realitanya bukan tidak mungkin sifat seseorang mengalami transformasi. Character arc atau perubahan karakter tokoh terbentuk atas dua unsur, yaitu: struktur dan tokoh. Struktur dan tokoh saling berhubungan, struktur cerita tercipta dari pilihan-pilihan yang dibuat oleh tokoh di bawah tekanan, sedangkan tokoh adalah mahkluk yang berubah oleh bagaimana mereka memilih untuk beraksi di bawah tekanan (Mckee, 1997: 106). Pada skenario ini pengkarya menggunakan teori Tuckman’s Stage of Group Development, yang berisi lima tahap yaitu: Forming, Storming, Norming, Performing, dan Adjourning. Teori ini diterbitkan oleh seorang peneliti psikologis Amerika bernama Bruce W. Tuckman pada tahun 1965 dan disempurnakan pada tahun 1977 bersama coauthor-nya Mary Ann Jensen, membahas tentang tahap pengembangan sebuah kelompok. Pengkarya meyakini perubahan pada suatu kelompok merupakan hasil dari perubahan karakter tiap anggota di dalamnya, artinya perubahan pada diri anggota menyebabkan perubahan pada kelompok. Teori tersebut pengkarya terapkan sebagai sequence dalam skenario ini dalam menuntun perubahan tokoh utama. Cerita ini mengisahkan perjuangan protagonis dalam mencapai keinginannya, kemudian keinginan tersebut berubah selaras dengan berubahnya karakter protagonis. Perubahan tersebut tercipta oleh pilihan-pilihan yang dibuat oleh protagonis di bawah tekanan saat menghadapi berbagai tantangan selama perjalanan. Terania, seekor laron betina yang menjadi tokoh utama dalam karya ini. Logline cerita skenario ini adalah sebagai berikut: seekor laron yang harus mendapatkan pasangan sebelum matahari terbit agar dapat bertahan hidup, namun tidak ada pejantan yang tertarik padanya. Judul Semalam sesuai dengan arti yang pertama, inti cerita dalam skenario ini terjadi dalam kurun waktu tersebut, dan sesuai dengan arti yang kedua, pengkarya ingin menunjukkan waktu yang cepat berlalu melalui dualitas makna pada kata semalam.en_US
dc.description.sponsorshipMuhammad Zamroni, S.Sn., M.Sn. (Dosen Pembimbing) Dwi Haryanto, S.Sn., M.Sn. (Dosen Pembimbing)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Budayaen_US
dc.subjectTeori Tuckman’s Stageen_US
dc.titlePenulisan Skenario Film Fiksi Semalam Menggunakan Teori Tuckman’s Stage of Group Development Dalam Perubahan Karakter Teraniaen_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi unggah file repository tanggal 10 Oktober 2022_M. Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record