dc.description.abstract | Obesitas diakui sebagai gangguan metabolisme kronis yang paling
mengkhawatirkan terutama di negara berkembang. WHO telah menetapkan
obesitas sebagai pandemi. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
asupan dan pengeluaran energi sehingga menyebabkan lemak dalam tubuh
(jaringan adiposa) yang terakumulasi berlebihan dan indeks massa tubuh ≥30
kg/m2
. Pencegahan serta pengobatan dari permasalahan tersebut saat ini menjadi
isu penting bagi kesehatan. Salah satu strategi untuk mengatasi obesitas yaitu
penghambatan aktivitas lipase pankreas dengan cara menghambat absorbsi lemak.
Kemuning (Murraya paniculata) merupakan tumbuhan tropis dari suku Rutaceae
yang secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat herbal yang diindikasikan untuk
obesitas. Beberapa kandungan senyawa yang dimiliki, salah satunya adalah
flavonoid yang merupakan metabolit sekunder dari golongan polifenol dan
berperan dalam menghambat beberapa fungsi enzim. Senyawa yang memiliki
aktivitas farmakologi didapatkan dari proses ekstraksi dengan pemilihan pelarut
yang sesuai. Etanol merupakan pelarut polar yang ideal dan sering digunakan untuk
senyawa yang berat molekulnya rendah seperti saponin dan flavonoid.
Perbandingan etanol dan air mempengaruhi kepolaran. Kepolaran pelarut akan
berpengaruh terhadap kelarutan senyawa. Konsentrasi etanol yang semakin tinggi,
maka tingkat kepolaran pelarutnya akan semakin rendah. Pada penelitian ini
dilakukan pengujian aktivitas antilipase dan uji kadar flavonoid total pada ekstrak
etanol 96%, 70%, 50%, dan 30% daun Kemuning, serta melihat hubungan antara
kadar flavonoid total ekstrak etanol 96%, 70%, 50%, dan 30% daun Kemuning
dengan aktivitas antilipase.
Tahapan penelitian ini yaitu ekstraksi pada simplisia dengan metode
maserasi-ultrasonikasi dengan pelarut 96%, 70%, 50%, dan 30%, analisis kadar
flavonoid total, uji aktivitas antilipase. Besar persen rendemen yang diperoleh dari
ekstrak kental dari etanol 96%, 70%, 50%, dan 30% berturut-turut sebesar 15,781
%; 19,488 %; 19,763 %; dan 17,998 %. Analisis kadar flavonoid total dilakukan
dengan metode kolorimetri AlCl3 dengan melihat pembentukan senyawa kuino
berwarna kuning. Pada penelitian ini diperoleh hasil kadar flavonoid total dari
ekstrak 96%, 70%, 50%, dan 30% berturut-turut sebesar 76,0107 ± 3,4217;
133,6977 ± 1,1742; 44,8373 ± 1,9667; 28,892 ± 1,0995 mg QE/g ekstrak. Kadar
flavonoid total tertinggi ditunjukkan pada ekstrak etanol 70%. Langkah selanjutnya
yaitu dilakukan uji aktivitas antilipase berdasarkan hidrolisis substrat p-NPB
dengan kontrol positif orlistat beserta sampel uji yang ditentukan dengan nilai IC50.
Semakin kecil nilai IC50 akan semakin besar aktivitas antilipase yang diberikan.
Nilai IC50 ekstrak etanol etanol 96%, 70%, 50%, dan 30% yang diperoleh berturutturut sebesar 114,202 ± 0,665 μg/mL; 108,554 ± 1,660 μg/mL; 132,157 ± 1,235
μg/mL; 140,27 ± 0,223 μg/mL. Nilai aktivitas antilipase terbesar terdapat pada
ekstrak etanol 70%. Nilai IC50 menunjukkan perbedaan yang bermakna antar
sampel ekstrak dengan One Way ANOVA. Sedangkan, hubungan antara kadar
flavonoid total dengan aktivitas antilipase menunjukkan hubungan yang sangat kuat
dan bersifat negatif berkebalikan dilihat dengan korelasi pearson dengan nilai
r=0,924.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ekstrak etanol 70% dengan
nilai aktivitas antilipase paling baik diharapkan mampu menghambat aktivitas
lipase pada proses hidrolisis lemak dalam tubuh. Flavonoid memiliki efek sebagai
antiobesitas dengan cara mengontrol nafsu makan, menurunkan penyerapan lemak
usus dan karbohidrat, menghambat diferensiasi jaringan adiposit, dan meregulasi
mikrobiota intestinal. Senyawa flavonoid seperti kuersetin, rutin, katekin,
epikatekin, kuersitrin, flavan-3-ol, dan flavonol berupa galangin diduga berperan
dalam aktivitas antilipase. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut
untuk mengetahui senyawa aktif daun Kemuning yang berperan dalam aktivitas
antilipase. | en_US |