Show simple item record

dc.contributor.authorWATI, Ajeng Lestari Mustika
dc.date.accessioned2022-10-10T02:44:05Z
dc.date.available2022-10-10T02:44:05Z
dc.date.issued2021-07-07
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109891
dc.description.abstractPenyakit infeksi merupakan salah satu ancaman utama yang berdampak besar pada masalah kesehatan dan ekonomi di seluruh dunia terutama di negara – negara berkembang seperti di Indonesia. Salah satu bakteri penyebab infeksi yaitu bakteri gram-negatif Escherichia coli. Antibiotik umum digunakan untuk mengobati penyakit infeksi termasuk infeksi yang disebabkan oleh E. coli. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dan penggunaan yang berlebihan dapat memicu terjadinya resistensi terhadap antibiotik. Salah satu contoh kasus resistensi yaitu ketika bakteri E. coli menghasilkan enzim extended-spectrum βlactamases (ESBLs) yang menjadi faktor penyumbang terpenting dalam resistensi antibiotik β-laktam seperti penisilin dan sefalosporin. Ancaman resistensi antibiotik oleh bakteri patogen termasuk E. coli, membuat penemuan dan pengembangan agen antibakteri baru menjadi kebutuhan yang mendesak. Bahan alam menjadi salah satu sumber utama dalam penemuan antibakteri baru, termasuk diantaranya berasal dari fungi tanah muara. Tanah muara merupakan zona transisi antara dua ekosistem perairan, yaitu air tawar dan air laut. Ekosistem muara yang unik dan didukung dengan keberadaan hutan mangrove menuntut mikroba yang ada termasuk fungi beradaptasi dengan lingkungan ekstrem seperti variasi oksigen, salinitas yang tinggi, pasang surut air laut, dan suhu rata – rata yang tinggi. Sebagai bentuk adaptasi dan pertahanan dirinya terhadap lingkungan yang ekstrem tersebut, fungi tanah muara menghasilkan metabolit sekunder yang kaya akan bioaktivitasnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dilaksanakannya penelitian ini ialah untuk mengetahui potensi aktivitas antibakteri fungi tanah muara yang diisolasi dari Desa Kema-Satu lokasi satu, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara terhadap bakteri E. coli. Pengambilan sampel yang diberi kode BTG7 dibantu oleh Bapak Saeful A. Tauladani, seorang peneliti di Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Sampel tanah muara yang didapat selanjutnya dibiakkan dan diisolasi pada media PDA hingga didapatkan sebelas isolat tunggal fungi tanah muara. Berdasarkan identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis, sembilan isolat tunggal fungi tanah muara merupakan jenis khamir sedangkan dua lainnya merupakan jenis kapang. Sebelas isolat tunggal fungi tanah muara selanjutnya dilakukan skrining awal uji antagonis terhadap bakteri uji E. coli untuk melihat potensi aktivitas antibakterinya. Hasil uji antagonis menunjukkan ada delapan isolat tunggal fungi tanah muara yang berpotensi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli, yaitu isolat tunggal nomor (1), (2), (3), (4), (5), (7), (9) dan (11). Delapan isolat tunggal fungi tanah muara potensial tersebut kemudian difermentasi selama 14 hari dan diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Ekstrak yang didapat kemudian dilakukan skrining kandungan kimia untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder golongan alkaloid dan terpenoid serta uji aktivitas antibakteri. Skrining kandungan kimia yang dilakukan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukan bahwa delapan ekstrak etil asetat hasil fermentasi fungi tanah muara mengandug senyawa metabolit sekunder golongan terpenoid. Uji aktivitas antibakteri metode mikrodilusi dengan konsentrasi tunggal yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada standar CLSI M07-A9. Kontrol positif yang digunakan yaitu gentamisin 1µg/L dan DMSO 1% sebagai kontrol negatif. Persen penghambatan yang diperoleh dari hasil uji aktivitas antibakteri delapan ekstrak etil asetat hasil fermentasi fungi tanah muara terhadap bakteri uji E. coli mulai dari yang terbesar hingga terkecil yaitu isolat tunggal nomor (2) (56,5 ± 3,0%), (1) (54,2 ± 3,2%), (3) (48,8 ± 5,3%), (7) (44,4 ± 3,4%), (4) (44,3 ± 0,9%), (11) (37,8 ± 4,3%), (9) (35,5 ± 2,7%), dan (5) (30,5 ± 8,2%).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBERen_US
dc.subjectFUNGI TANAHen_US
dc.subjectANTIBAKTERIen_US
dc.subjectEscherichia colien_US
dc.titleIsolasi Fungi Tanah Muara Desa Kema-Satu Lokasi Satu Minahasa Utara dan Skrining Antibakteri terhadap Escherichia colien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.validatorValidasi unggah file repository_M. Arif Tarchimansyahen_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi unggah file repository tanggal 10 Oktober 2022_M. Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record