dc.description.abstract | Sinar matahari memberikan radiasi efek berbahaya yang disebabkan oleh
sinar UV. Sinar UV yang memapar berlebihan mampu menyebabkan sistem
perlindungan alami dari kulit kurang mampu melindungi kulit dari kerusakan
sehingga perlu adanya perlindungan tambahan yaitu dengan menggunakan tabir
surya. Tabir surya merupakan kosmetik yang secara fisika atau kimiawi mampu
menghambat radiasi UV menembus kulit. Tabir surya dibagi menjadi 2
berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu penghambat fisik dengan merefleksikan
atau menghalangi sinar matahari masuk ke dalam kulit dan penghambatan
kimiawi dengan menyerap sinar UV. Berdasarkan sumber bahan aktif tabir surya
dibedakan menjadi dua yakni dari hasil sintesis kimia (chemical) dan bahan alam.
Bahan alam yang memiliki kemampuan sebagai agen tabir surya, salah satunya
yaitu daun binahong (Anredera cordifolia) yang akan diformulasikan dalam
bentuk sediaan krim O/W dan W/O. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun binahong terhadap karakteristik sifat
fisika kimia (uji organoleptis, tipe emulsi, viskositas, daya sebar, pH) dan
efektivitas in vitro (nilai SPF in vitro, % Transmisi eritema, % Transmisi
pigmentasi) dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun binahong yang
efektif sebagai tabir surya.
Pada penelitian ini digunakan program SPSS 22.0 sebagai software
analisis statistik datanya.Sediaan krim dibuat dalam 2 tipe yaitu O/W dan W/O
dengan masing-masing formula yaitu F0, F1, F2, F3, dan F4 dengan masin masing konsentrasi ekstrak etanol daun binahong sebesar 0%, 3%, 6%, 8%, 10%.
Hasil evaluasi karakteristik fisika kimia krim tipe O/W dan W/O, untuk uji
organoleptisnya memiliki bentuk menyerupai krim kecuali pada F(3) dan F(4)
krim tipe O/W dan warna sediaan yang semakin pekat seiring dengan banyaknya
konsentrasi ekstrak yang ditambahkan. Hasil uji tipe krim kedua sediaan krim tipe O/W dan W/O memiliki hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Nilai
viskositas dari sediaan krim tipe O/W dan W/O sesuai dengan rentang yang
diharapkan kecuali pada F(3) dan F(4) krim tipe O/W yang memiliki nilai
viskositas dibawah rentang. Nilai daya sebar dari sediaan krim tipe O/W dan W/O
sesuai dengan rentang yang diharapkan kecuali pada F(3) dan F(4) krim tipe O/W
yang memiliki nilai daya sebar diluar rentang. Pengujian pH dari sediaan krim
tipe O/W dan W/O sesuai dengan rentang yang diharapkan kecuali F(4) krim tipe
O/W yang memiliki nilai pH dibawah rentang.
Sediaan krim dibuat dalam 2 tipe yaitu O/W dan W/O dengan masing masing formula yaitu F0, F1, F2, F3, dan F4 dengan masin-masing konsentrasi
ekstrak etanol daun binahong sebesar 0%, 3%, 6%, 8%, 10%. Krim tipe O/W
memiliki nilai SPF in vitro berturut-turut sebesar 1,2 ; 9,6; 18,6; 20,4; 22,8,
sedangkan sediaan krim tipe W/O memiliki nilai SPF in vitro berturut-turut
sebesar 2,1; 12,4; 23,2; 26,1; 30,4. Pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun
binahong pada sediaan krim semakin tinggi konsentrasinya maka semakin tinggi
pula nilai SPF in vitro. Hasil analisis statistik nilai SPF krim O/W dan W/O
menunjukan perbedaan yang signifikan pada tiap formula masing-masing tipe
krim dan ada perbedaan bermakna jika nilai SPF antara kedua tipe krim pada
masing-masing formula dibandingkan menggunakan uji t-test tidak berpasangan.
Nilai persen transmisi eritema krim tipe O/W kelima formula adalah
0,33907; 0,00414; 0,0000092; 0,000039; 0,000044 sedangkan nilai persen
transmisi eritema krim tipe W/O kelima formula adalah 0,15339; 0,00148;
0,000042; 0,000048; 0,000034. Kelima formula memiliki kategori yang sama
yaitu Total Block. Hasil analisis statistik nilai % Te krim O/W dan W/O
menunjukan perbedaan yang signifikan pada tiap formula masing-masing tipe
krim dan ada perbedaan bermakna jika nilai %Te antara kedua tipe tipe krim pada
masing-masing formula dibandingkan menggunakan uji t-test tidak berpasangan.
Nilai persen transmisi pigmentasi krim tipe O/W kelima formula adalah
2,9535; 0,2339; 0,01078; 0,007773; 0,003178 sedangkan nilai persen transmisi pigmentasi krim tipe W/O kelima formula adalah 4,3254; 0,008579; 0,005673;
0,001514; 0,001828. Kelima formula memiliki kategori yang sama yaitu Total
Block. Hasil analisis statistik nilai % Tp krim O/W dan W/O menunjukan
perbedaan yang signifikan pada tiap formula masing-masing tipe krim dan ada
perbedaan bermakna jika nilai %Tp antara kedua tipe tipe krim pada masing masing formula dibandingkan menggunakan uji t-test tidak berpasangan.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan sediaan krim W/O tabir surya lebih
baik dibandingkan krim O/W pada penambahan konsentrasi ekstrak yang sama.
Krim W/O memiliki karakteristik sifat fisika kimia yang lebih baik dibandingkan
dengan krim tipe O/W ditinjau dari nilai viskositas, daya sebar, dan nilai pH
sediaan. Krim tipe W/O memiliki efektivitas tabir surya lebih baik dibandingkan
krim tipe O/W. Ditinjau dari nilai SPF in vitro yang lebih tinggi, %Te dan % Tp
yang lebih rendah daripada krim tipe O/W.
Sediaan krim ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia) dinilai
paling baik yaitu tipe O/W pada formula 2 yaitu konsentrasi 6% ,sedangkan tipe
W/O pada formula 3 yaitu konsentrasi ekstrak yang digunakan 8% karena
memenuhi persyaratan sifat fisika kimia sediaan krim yang baik dan memberikan
potensi tabir surya yang paling baik dengan kategori perlindungan ultra. | en_US |