Studi Etnografi Orkes Melayu Rajawali dalam Mempertahankan Eksistensi Musik Dangdut di Kabupaten Jember

Abstract

Musik dangdut adalah salah satu aliran musik yang berasal dari Indonesia. Pada perkembangan zaman seperti sekarang musisi musik dangdut sangat bersaing dalam mempertahankan eksitensinya di dunia hiburan. Hal ini dikarenakan banyak sekali inovasi yang dilakukan oleh industri budaya untuk menarik minat masyarakat serta membangun stigma pada masyarakat bahwa musik dangdut harus disesuaikan dengan perubahan zaman. Sehingga mempengaruhi keberadaan beberapa musisi atau orkes melayu yang telah lama bergelut di bidang musik tersebut agar tetap bertahan dari derasnya perkembangan teknologi serta arus budaya yang setiap hari mengalami pembaharuan. Salah satunya adalah Orkes Melayu Rajawali di Kabupaten Jember yang berusaha mempertahankan eksistensinya di dunia musik dangdut. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan konsep budaya massa oleh Theodor Adorno. Hal ini sesuai dengan fenomena yang sedang terjadi pada Orkes Melayu Rajawali yang berusaha mempertahankan eksistensi di tengah perkembangan musik dangdut di Kabupaten Jember kaitannya dengan pergeseran makna musik dangdut di mata masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Fokus penelitian ini adalah pada Orkes Melayu Rajawali dengan segala aktivitas yang membentuk pola perilaku kelompok sebagai indikasi dari strategi mempertahankan eksistensi musik dangdut di Kabupaten Jember. Hasil dari penelitian ini adalah Orkes Melayu Rajawali memiliki konsep yang hampir sama dengan budaya industri. Beberapa indikasi menunjukkan bahwa sistem yang berjalan didalamnya sudah sedikit bergeser kearah komodifikasi yang berujung pada konsumsi massa. tuntutan selera dari massa menggiring pola pikir Orkes Melayu Rajawali untuk ikut ke dalam perubahan dengan prototipe lagu hits pada musik dangdut sebagai bentuk penyesuaian diri dengan realitas sosial yang ada saat ini.