dc.description.abstract | Sebagian besar kebutuhan air minum masyarakat selama ini dipenuhi dengan adanya air sumur dan air yang sudah diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun, kebutuhan air minum bagi masyarakat semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk sehingga ketersediaan air minum menjadi tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu penyebab dari kurangnya ketersediaan air minum adalah pencemaran air tanah yang semakin parah. Sehingga masyarakat memilih air minum isi ulang untuk dikonsumsi sebagai pilihan alternatif. Dibalik kepraktisan dan harga yang murah tersebut, terdapat satu hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan AMIU yaitu kualitas air dari AMIU. Jika kualitas AMIU masih diragukan oleh masyarakat, maka beresiko membahayakan kesehatan.
Berdasarkan permasalahan kualitas air tersebut, maka perlu dilakukan uji kualitas dan kelayakan air sehingga penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa informasi kualitas air yang dikonsumsi masyarakat khususnya mahasiswa yang tinggal di sekitar kampus Universitas Jember yang terletak di Kecamatan Sumbersari, Jember. Penelitian ini menggunakan parameter fisika yaitu uji daya hantar listrik dan TDS (Total Dissolved Solid). Air minum tawar yang digunakan adalah air minum isi ulang, air PDAM, air sumur dan AQUA dimana masing-masing air minum diambil dari empat daerah berbeda yaitu Jalan Jawa, Jalan Kalimantan, Jalan Sumatra dan Jalan Mastrip. Setiap sampel air minum tawar diukur sebanyak tiga kali pengulangan. Metode jembatan wheatstone merupakan metode pengukuran tak langsung dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus sedangkan nilai TDS dilakukan dengan metode pengukuran langsung yaitu menggunakan alat TDS meter.
Penelitian pertama adalah mencari nilai daya hantar listrik dengan menggunakan metode jembatan wheatstone. Data-data yang sudah didapatkan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai daya hantar listrik yang dimiliki keempat sampel yaitu AMIU, air PDAM, air sumur dan AQUA rata-rata telah memenuhi standar kualitas air layak minum. Berdasarkan literatur dan hasil penelitian terdahulu, standar nilai daya hantar listrik untuk air layak minum adalah 300 x 10-6 Scm-1 - 500 x 10-6 Scm-1.
Hasil penelitian selanjutnya adalah mencari nilai TDS pada keempat sampel tersebut. Data-data yang sudah didapatkan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai TDS yang dimiliki keempat sampel yaitu AMIU, air PDAM, air sumur dan AQUA rata-rata telah memenuhi standar kualitas air layak minum. Berdasarkan literatur dan hasil penelitian terdahulu, standar kandungan TDS untuk air layak minum menurut PERMENKES No 492 Tahun 2010 di bawah ambang batas yang diperbolehkan yaitu 500 mg/L.
Berdasarkan hasil penelitian nilai DHL dan kandungan TDS pada keempat sampel dapat disimpulkan jika DHL dengan TDS saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dinyatakan dengan semakin tinggi nilai TDS pada suatu sampel maka nilai DHL yang dimiliki juga akan semakin meningkat, begitu pula sebaliknya. TDS dapat berupa ion-ion organik dan anorganik sehingga tinggi rendahnya nilai TDS dipengaruhi oleh banyaknya jumlah ion organik dan anorganik yang larut dalam air. Semakin banyak kandungan ion organik dan anorganik yang terkandung dalam air maka semakin mudah untuk menghantarkan listrik. Maka dapat dikatakan jika hubungan daya hantar listrik dengan TDS adalah kuat dan positif.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian daya hantar listrik dan TDS dari keempat sampel air yaitu AMIU, air PDAM, air dan AQUA dengan empat tempat berbeda meliputi Jalan Jawa, Jalan Kalimantan, Jalan Mastrip dan Jalan Sumatra, 54% (7 sampel) kualitas air telah memenuhi standar air layak minum. Secara singkatnya, semakin kecil nilai DHL maka semakin murni air tersebut sehingga kualitas air semakin baik. | en_US |