dc.description.abstract | Perkembangan anak yang optimal sejak dini faktor penentu dalam tahap
perkembangan selanjutnya. Usia prasekolah memegang peranan penting dalam
pengembangan potensi yang beragam. Anak prasekolah pada dasarnya anak anak
yang tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat serta memiliki berbagai macam
kemampuan. Potensi tersebut akan dikembangkan sehingga anak dapat berkembang
secara optimal. Hal ini disebabkan kondisi yang sesuai untuk perkembangan anak.
Berapa tahun terakhir, adanya kurangnya perkembangan anak seperti keterlambatan
motorik, bahasa, perilaku, autism dan hiperaktif semakin meningkat. Di Indonesia
13%-18% angka kejadian keterlambatan perkembangan. Data gangguan
perkembangan motorik halus anak usia prasekolah tahun 2018 di Indonesia 7,51%.
Di Provinsi Jawa Timur angka prevalensi gangguan perkembangan motorik halus
pada anak usia prasekolah sebesar 24,5%. Dalam kasus data epidemiologi ini, sangat
penting untuk mendeteksi anak anak dengan retardasi perkembangan sejak dini dan
mencegah keterlambatan dalam penanganan perkembangan anak. Berdasarkan
permasalahan tersebut membutuhkan inovasi untuk pembelajaran dalam
mengembangkan kemampuana motorik halus anak yaitu kegiatan mewarnai dengan
menggunakan teknik usap abur. Tujuan dari penelitian mengetahui Pengaruh
stimulasi bermain mewarnai terhadap perkembangan motorik halus anak pada usia
prasekolah.
Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experiment menggunakan desain
Nonequivalent control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik
totally sampling. Menggunakan sampel sebanyak 32 responden dengan pengambilan
data eksperimen dan menggunakan lembar eksperimen Laili (2018). Pengukuran pretest perkembangan motorik halus dilakukan di TK Pertiwi 35 Temenggungan
Banyuwangi saat pertemuan pertama. kemudian responden diberikan stimulasi
bermain mewarnai selama 1 bulan dan setelah intervensi diberikan post test.Hasil penelitian juga menujukkan bahwa mayoritas responden berusia 5
sebanyak 16 orang responden (50%) dan 6 tahun berjumlah 16 orang responden
(50%), mayoritas berjenis kelamin perempuan berjumlah 18 orang (56,3%). Pada
kelompok eksperimen terjadi peningkatan dari 5 responden (31,3%) Belum
Berkembang (BB) saat pre-test menjadi 11 responden (68,8%) mempunyai
perkembagan motorik halus berkembang sangat baik (BSB) saat post test.
Sedangkan, pada kelompok kontrol saat pre-test 5 responden (31,3%) memiliki
perkembangan motorik halus belum berkembang (BB) menjadi 4 responden (12,5%)
saat post test perkembangan motorik halus belum berkembang (BB).
Hasil analisis data uji Wilcoxon nilai p value 0,001< 0,05, sehingga memiliki
perbedaan perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan intervensi
pada kelompok eksperimen. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat
perbedaan yang signifikan atara nilai pre-test dan post test dengan p value
0,083>0,05. Hasil analisa data menggunakan uji mann Whittney yaitu nilai p value
0,000< α (0,05), sehingga disimpulkan memiliki perbedaan antara kelompok
eksperimen yang mendapat kegiatan mewarnai menggunakan teknik usap abur
dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan kegiatan mewarnai menggunakan
teknik usap abur. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh stimulasi
bermain mewarnai terhadap perkembangan motorik halus anak pada usia prasekolah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan kegiatan mewarnai dengan teknik usap
abur dapat menjadi landasan bagi tenaga kesehatan untuk bisa diterapkan baik di
bidang komunitas maupun klinik sebagai upaya meningkatkan perkembangan
motorik halus pada anak usia prasekolah. | en_US |