dc.description.abstract | Kajian ini membahas tentang Pemberantasan Penyakit Pes di Karesidenan Priangan Tahun 1929-1939. Penyakit pes di Karesidenan Priangan muncul dan meluas karena beberapa faktor sehingga pemberantasan wabah penyakit pes harus dilaksanakan di Karesidenan Priangan. Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah faktor pertumbuhan dan perkembangan penyakit pes, dampak yang diakibatkan oleh penyakit pes, dan penanggulangan penyakit pes di Karesidenan Priangan. Metode yang digunakan adalah metode sejarah dari Louis Gottschalk, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Kajian ini menggunakan pendekatan antropologi kesehatan dan teori Gordon dan de le Richt mengenai timbulnya penyakit. Penyakit pes menyebar di Karesidenan Priangan akibat dari basil pes (Yersinia pestis) sebagai agent, kutu tikus (Xenopsylla cheopis) sebagai vektor atau pembawa penyakit (Host), dan beberapa faktor pendukung lainnya sehingga sebuah lingkungan (environment) menjadi tidak menguntungkan bagi kesehatan. Penyakit pes mulai muncul di Karesidenan Priangan sekitar tahun 1925 karena beberapa faktor, yaitu kondisi lingkungan Priangan yang dinilai cocok bagi perkembangan basil dan vektor pes, keadaan sosial masyarakat, ekonomi, dan kelalaian pemerintah yang terlambat merespon ancaman penyakit pes dengan tepat. Dengan angka kematian tertinggi pada tahun 1934, yaitu 20.522 jiwa, persebaran wabah penyakit pes ditanggulangi dengan cara kuratif dan preventif. Cara kuratif diterapkan setelah ada infeksi, antara lain pemenuhan dan peningkatan layanan kesehatan, penggunaan serum dan bakteriofag, dan perawatan pada korban. Cara preventif dengan tujuan untuk mencegah penyebaran penyakit pes adalah isolasi, perbaikan rumah, pemeriksaan rumah, pengawasan bangunan, vaksinasi, dan propaganda medis. Dengan demikian penyakit pes di Karesidenan Priangan dapat ditanggulangi. | en_US |