dc.contributor.author | AWWALIYAH, Ima Zahrotul | |
dc.date.accessioned | 2022-08-31T22:30:28Z | |
dc.date.available | 2022-08-31T22:30:28Z | |
dc.date.issued | 2022-07-21 | |
dc.identifier.citation | Harvard style | en_US |
dc.identifier.nim | 172210101151 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109175 | |
dc.description | Finalisasi oleh Taufik Tgl 1 September 2022 | en_US |
dc.description.abstract | Obat adalah zat kimia yang memiliki efek biologis pada manusia dan hewan. Obat dengan kandungan bahan aktif didalamnya akan memberikan efek baik untuk tubuh sehingga diperlukan pemberian obat melalui rute yang dipilih, salah satu bentuk sediaan yaitu krim. Krim memiliki penghantaran obat yang sesuai kebutuhan untuk mencapai fungsi menghidrasi dan meningkatkan penyerapan di kulit tidak meninggalkan residu dan tidak mengering di area kulit disebabkan adanya sifat non oklusif yang melembabkan. Bentuk sediaan krim yang mengandung bahan aktif didalamnya yaitu krim hidrokortison asetat. Hidrokortison asetat merupakan kortikosteroid yang memiliki sifat anti inflamasi dan antipruritik. Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan syarat yang harus dilakukan untuk menjamin kualitas sediaan obat agar mencapai tujuan terapeutiknya, menurut Farmakope Indonesia edisi VI (2020) krim Hidrokortison Asetat mengandung hidrokortison asetat tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Pemeriksaan kadar krim kidrokortison asetat dilakukan menggunakan metode NIR (Near Infrared spektroscopy) dan Kemometrik.Krim simulasi (trainning set san test set) di lakukan pengecekan kadar dengan NIR, Data spektra diukur menggunakan Instrumen NIR Luminar 3070. Scanning dilakukan sebanyak 5 kali setiap sampel dan setiap scanning dikenai 4 kali penembakan, Hasil data spektra diamati melalui program prospect dan diolah menggunakan program The Unscrambler X 10.2. Penetuan kadar hidrokortison asetat dilakukan dengan KLT-Densitometri dan dianalisi menggunakan uji SPSS Model kalibrasi PLS karena memiliki nilai R2 sebesar 0,988 dan nilai RMSE paling kecil yaitu 0,128 jika dibandingkan dengan nilai dari model PCR dan SVR. Hal tersebut dikarenakan, data training set pada penelitian ini lebih cocok dengan rumus algoritma yang dihasilkan model kalibrasi PLS serta kriteria model kalibrasi yang baik memiliki nilai R2 lebih dari 0,91Kadar hidrokortison asetat pada sampel krim dapat ditentukan dengan metode spektroskopi NIR dan kemometrik menggunakan model kalibrasi terpilih yaitu PLS dengan R2 sebesar 0,988 nilai RMSE kalibrasi sebesar 0,128 nilai slope sebesar 0,988. Model kalibrasi PLS juga telah memenuhi persyaratan dua uji validasi yaitu LOOCV (R2 0,900 dan RMSE 0,900) beserta dengan external validasi (R2 0,991 dan RMSE 0,010). Hasil kadar hidrokortison asetat yang ditentukan dari kedua metode spektroskopi NIR dan kemometrik dengan KLT-Desintometri tidak memiliki perbedaan yang signifikan karena pada uji T sampel berpasangan dihasilkan nilai signifikansi sebesar 0,522 ( 0,05). | en_US |
dc.description.sponsorship | apt.Nia Kristiningrum, S.Farm.,M.Farm dan Dr., apt.Yuni Retnaningtyas, M.Si | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Farmasi | en_US |
dc.subject | Hidrokortison Asetat | en_US |
dc.subject | NIR | en_US |
dc.subject | Kemometrik | en_US |
dc.title | Penetapan Kadar Hidrokortoson Asetat dalam Sediaan Krim Menggunakan Metode NIR dan Kemometrik | en_US |
dc.title.alternative | Determination of Hydrocortisone Acetate Levels in Crean Using Nir and Chemometric Methods | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Farmasi | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | apt. Nia Kristiningrum, S.Farm.,M.Farm. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Dr., apt.Yuni Retnaningtyas, M.Si | en_US |
dc.identifier.finalization | Taufik | |