Show simple item record

dc.contributor.authorWIDYAWATI, Ulva
dc.date.accessioned2022-08-30T07:07:37Z
dc.date.available2022-08-30T07:07:37Z
dc.date.issued2022-06-16
dc.identifier.nim161810301027en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109144
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 30 Agustus 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractKabupaten Jember merupakan salah satu daerah penghasil kopi. Jenis kopi yang ditanam adalah kopi robusta. Kopi robusta akan tumbuh subur pada ketinggian 300-700 m dpl. Kopi robusta ditanam karena tahan terhadap penyakit karat daun dan tidak memerlukan kondisi pertumbuhan dan pemeliharaan yang sulit. Kopi di setiap daerah atau kebun memiliki cita rasa dan aroma yang berbedabeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tanah, ketinggian perkebunan di atas permukaan laut dan intensitas cahaya. Pengukuran fosfat dalam tanah perkebunan kopi dilakukan dengan cara mengekstrak tanah. Ekstrak tanah yang diperoleh kemudian direaksikan dengan larutan Bray. Filtrat hasil ekstraksi dianalisis menggunakan metode spektrometri. Ketinggian pada tempat tumbuh tanaman kopi berpengaruh pada kandungan fosfat di dalam tanah. Perkebunan Panti memiliki kandungan fosfat yang tinggi dibandingkan dengan perkebunan Garahan dan Gunung Gumitir. Pengambilan sampel dibagi tiga titik yaitu bagian kanan, tengah dan kiri. Perkebunan Panti memiliki kandungan fosfat sebesar 41,97 (kanan); 41,15 (tengah); 41,90 (kiri). Perkebunan Garahan meiliki kandungan fosfat sebesar 33,25 (kanan); 32,88 (tengah); 34,31 (kiri). Perkebunan Gunung Gumitir memiliki kandungan fosfat sebesar 29,87 (kanan); 29,50 (tengah); 29,80 (kiri). Kandungan fosfat pada perkebunan Panti memiliki kandungan fosfat yang tinggi disebabkan ketinggian tempat tumbuh tanaman kopi tersebut. Perkebunan kopi Panti memiliki ketinggian 800 m dpl, Garahan 650 m dpl dan Gunung Gumitir 600 m dpl. Ketinggian pada daerah tanam berpengaruh pada kandungan fosfat dalam tanah. Semakin tinggi perkebunan tersebut maka kandungan fosfat di dalamnya tinggi. Fosfat dalam tanah dihubungkan dengan pola respon sensor (aroma) kopi. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara fosfat dengan pola respon sensor (aroma) kopi berbanding terbalik. Tegangan yang dihasilkan dari data kebun Panti memiliki tegangan yang rendah dan memiliki kandungan fosfat yang tinggi. Kebun Garahan memiliki tegangan yang sedang dan kandungan fosfat yang sedang. Kebun Gunung Gumitir memiliki tegangan yang besar dan kandungan fosfat yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan fosfat dengan pola respon sensor (aroma) kopi (tegangan) yang dihasilkan berbanding terbalik. Tegangan semakin tinggi yang dihasilkan maka fosfat dalam tanah semakin rendah. Menurut Chen et al., (2013), fosfat dalam tanah tidak cukup mempengaruhi pola respon sensor (aroma) kopi melainkan berpengaruh pada pembentukan bunga dan biji kopi pada tanaman kopi.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Drs. Siswoyo, M.Sc., Ph.D. Dosen Pembimbing Anggota : Drs. Zulfikar, Ph.D.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alamen_US
dc.subjectKANDUNGAN FOSFATen_US
dc.subjectPERKEBUNAN KOPIen_US
dc.subjectMETODE EKSTRAKSI BRAYen_US
dc.titleAnalisis Kandungan Fosfat dalam Tanah Perkebunan Kopi Menggunakan Metode Ekstraksi Brayen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiProdi Kimiaen_US
dc.identifier.pembimbing1Drs. Siswoyo, M.Sc., Ph.D.en_US
dc.identifier.pembimbing2Drs. Zulfikar, Ph.D.en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record