| dc.description.abstract | Inflamasi merupakan respon sistem kekebalan tubuh terhadap suatu 
rangsangan. Inflamasi ini bertindak dengan menghentikan rangsangan dan segera 
memulai proses penyembuhan. Denaturasi protein dan proteinase merupakan 
beberapa faktor penyebab dari inflamasi. Untuk mempercepat penyembuhan 
inflamasi dapat menggunakan obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti 
natrium diklofenak. Terlepas dari manfaatnya, natrium diklofenak memiliki efek 
samping seperti ulserasi gastrointestinal, trombositopenia, gangguan ginjal dan 
sistem saraf pusat (SSP), serta alergi. Untuk menghindari efek samping tersebut, 
maka perlu membuat alternatif lain seperti pemanfaatan kulit buah kakao untuk 
anti-inflamasi. Kulit buah kakao ini dilaporkan banyak mengandung senyawa 
metabolit sekunder aktif seperti flavonoid yang berpotensi menjadi agen anti inflamasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas anti-inflamasi 
dari ekstrak etanol kulit buah kakao dibandingkan dengan natrium diklofenak 
melalui penghambatan denaturasi protein dan proteinase yang dilihat dari 
persentase penghambatan dan nilai IC50. Uji denaturasi protein dilakukan dengan 
membuat larutan uji pada konsentrasi 1, 2, 4, dan 12 µg/mL, kontrol positif pada 
konsentrasi 12, 14, 16, dan 20 µg/mL, dan kontrol negatif yang terdiri dari metanol. 
Masing-masing larutan diambil 50 µl dan ditambahkan dengan BSA 0,2% ad 5 mL 
dan campuran diinkubasi selama 30 menit pada suhu 25 ºC, lalu dipanaskan 
menggunakan waterbath suhu 72 ºC selama 5 menit dan didinginkan. Campuran 
divortex dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm pada 
spektrofotometri UV-Vis dengan menggunakan blanko yang terdiri dari TBS pH 
6,2-6,5. Uji anti-proteinase dilakukan dengan membuat larutan uji pada konsentrasi 
1, 2, 4, dan 12 µg/mL, kontrol positif pada konsentrasi 12, 14, 16, dan 20 µg/mL, 
dan kontrol negatif yang terdiri dari etanol 96%. Masing-masing larutan diambil 1 
mL, lalu ditambahkan dengan 2 mL larutan yang mengandung 0,06 mg tripsin dan 
1 mL dapar tris-HCl 20 mM (pH 7,4). Campuran diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 
10 menit, lalu ditambahkan 1 ml larutan kasein 0,65% dan diinkubasi kembali 
selama 20 menit. Pada akhir inkubasi, campuran ditambahkan dengan 2 ml asam 
perklorat 70%. Campuran disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 5000 
rpm. Supernatan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 280 nm 
menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan menggunakan blanko yang berisi 
tris-HCl 20 mM. Data absorbansi diolah sehingga didapatkan persen penghambatan 
dan nilai IC50. Masing-masing data IC50 dari uji denaturasi protein dan proteinase
diolah dan diuji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk dan diuji 
homogenitasnya dengan menggunakan Levene’s test. Jika hasil memenuhi 
persyaratan dilanjutkan dengan uji independent t-test. Data dikatakan berbeda 
signifikan apabila nilai p<0,05 dengan menggunakan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penghambatan denaturasi 
protein dari ekstrak etanol kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) lebih besar 
daripada natrium diklofenak, namun nilai keduanya tidak berbeda signifikan 
dengan nilai IC50 dari ekstrak sebesar 16,542 ± 3,095 µg/mL, sedangkan IC50 dari 
natrium diklofenak sebesar 21,524 ± 5,259 µg/mL. Pada uji anti-proteinase 
diketahui bahwa aktivitas penghambatan proteinase dari ekstrak etanol kulit buah 
kakao (Theobroma cacao L.) lebih kecil dari pada natrium diklofenak dan nilai 
keduanya berbeda signifikansi dengan nilai IC50 dari ekstrak sebesar 100,691 ± 
7,663 µg/mL, sedangkan IC50 dari natrium diklofenak sebesar 73,974 ± 4,436 
µg/mL. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit 
buah kakao memiliki aktivitas anti-inflamasi. | en_US |