Show simple item record

dc.contributor.authorFEBRYANINGRUM, Levi
dc.date.accessioned2022-08-18T02:04:10Z
dc.date.available2022-08-18T02:04:10Z
dc.date.issued2022-03-11
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108886
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 18 Agustus 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractPada masa Orde Baru, permasalahan ekonomi muncul dikalangan masyarakat tentang arus distribusi perdagangan barang yang kurang lancar. Permintaan akan kebutuhan barang oleh masyarakat setiap harinya kian meningkat. Keadaan tersebut akan menimbulkan terhambatnya pasokan barang dari distributor ke pengecer. Keadaan ini akan berdampak pada suatu aksi penimbunan barang sehingga harga barang-barang di pasaran menjadi naik. Untuk menghindari hal tersebut, aktivitas perdagangan eceran sangat dibutuhkan dalam menyalurkan barang sampai ke tangan pembeli. Melihat keadaan itu, etnis Tionghoa yang sebelumnya sudah masuk di bidang perdagangan kian marak mengembangkan usahanya dengan berperan sebagai pedagang eceran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana latar belakang aktivitas perdagangan eceran etnis Tionghoa di Banyuwangi; (2) bagaimana terbentuknya jaringan perdagangan eceran etnis Tionghoa di Banyuwangi tahun 1967-1998. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan 4 tahapan, yakni heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini menggunakan 17 sampel pedagang eceran diantaranya pedagang bahan pokok 2 orang, pedagang kelontong 3 orang, pedagang kain 3 orang, pedagang bahan bangunan 2 orang, pedagang jamu 1 orang, pedagang alat tulis 2 orang, pedagang pita-benang 1 orang, pedagang bahan kue 1 orang, pedagang emas 1 orang dan pedagang plastik 1 orang. Pemilihan sampel tersebut merupakan pedagang eceran etnis Tionghoa yang dirintis sebelum tahun 1967 maupun pada masa Orde Baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, latar belakang aktivitas perdagangan eceran etnis Tionghoa di Banyuwangi disebabkan oleh faktor umum dan faktor khusus. Faktor umum meliputi pertama, faktor keadaan yang cukup sulit, pada masa Orde Baru melakukan aktivitas perdagangan eceran merupakan pekerjaan yang dianggap cukup mudah. Kedua, faktor pengalaman berdagang dan didukung oleh karakter pekerja keras, ulet, rajin dan hidup sederhana. Sedangkan faktor khusus meliputi faktor modal dan faktor keluarga. Aktivitas perdagangan eceran etnis Tionghoa mulai memburuk setelah dikeluarkannya Instruksi Presidium Kabinet No. 37/UN/IN/6/1967. Isi peraturan tersebut yaitu larangan berusaha dan bertempat tinggal bagi etnis Tionghoa asing. Kondisi tersebut tentunya membuat aktivitas perdagangan eceran terhenti akibat toko-toko milik etnis Tionghoa asing di segel. Menghindari hal tersebut, etnis Tionghoa mengganti status Kewarganeagraan menjadi WNI serta berganti nama. Setelah etnis Tionghoa berstatus WNI, para pedagang dimasukkan dalam jaringan ekonomi dan perdagangan yang luas, mengingat etnis Tionghoa lebih maju disektor perdagangan dan dapat mengembangkan perekonomian nasional. Kekuatan ekonomi etnis Tionghoa sebenarnya terletak pada jaringan yang tercipta di kalangan pedagang dengan menggunakan konsep jaringan keluarga dan sesama etnis Tionghoa yang didasari sifat kepercayaan, keuletan dan etos kerja yang baik. Jaringan perdagangan tersebut ditebar dalam sistem lokal di Banyuwangi. Proses pengadaan barang atau masuknya barang ke toko-toko etnis Tionghoa melalui 2 cara. Pertama, dibawa secara langsung yaitu barang yang berasal dari Surabaya dan dari wilayah pedalaman Banyuwangi. Kedua, melalui jasa pengiriman yaitu barang yang berasal dari luar negeri (Tiongkok). Komoditas yang diperdagangkan beraneka ragam meliputi : beras, gula, rokok, garam, minyak goreng, minyak tanah, beras ketan, tekstil, jamu, bahan bangunan dan sebagainya. Kesimpulannya adalah aktivitas perdagangan eceran etnis Tionghoa di Banyuwangi telah membantu masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus membeli barang-barang kebutuhan secara partai besar dan telah membantu memperluas serta melancarkan arus distribusi perdagangan di Banyuwangi. Keberadaannya banyak ditemui di pasar-pasar tradisional maupun di sepanjang pinggir jalan raya besar. Ragam komoditas yang tersedia menggambarkan minat dan kebutuhan masyarakat, sekaligus menunjukkan perkembangan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di Banyuwangi.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Drs. Sumarjono, M.Si Dosen Pembimbing Anggota : Dr. Mohamad Na’im, M.Pden_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikanen_US
dc.subjectPERDAGANGAN ECERANen_US
dc.subjectETNIS TIONGHOAen_US
dc.titleAktivitas Perdagangan Eceran Etnis Tionghoa di Banyuwangi Tahun 1967-1998en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record