Show simple item record

dc.contributor.authorRABBANI, Moh. Haddar
dc.date.accessioned2022-08-16T08:07:02Z
dc.date.available2022-08-16T08:07:02Z
dc.date.issued2022-07-31
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108846
dc.description.abstractSistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik untuk menyalurkan tenaga listrik dari sistem transmisi ke konsumen. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi sistem distribusi adalah besarnya susut-susut daya yang terjadi selama proses pengiriman listrik tersebut kepada konsumen. Susut daya ini menyebabkan daya yang dikirimkan tidak sebesar daya yang dihasilkan, apabila dikonversi menjadi satuan rupiah, maka bisa dikatakan banyak uang yang terbuang secara percuma. Penyulang Arjasa memiliki tegangan ujung sebesar 18,2 kV yang berarti memiliki rugi sebesar 9 % yang artinya nilai tegangan terimanya ada di ambang batas hampir tidak memenuhi standar yang ditetapkan melalui SPLN : 72 Tahun 1987 yaitu sebesar +5% dan -10% untuk JTM dengan konfigurasi radial. Penyulang Arjasa memiliki total 125 gardu, 131 trafo, 52 pemutus/pemisah, dan panjang polyline jaringan tegangan menengah sebesar 122020 kms, lebih banyak daripada penyulang-penyulang lain yang berada di Jember. Berbagai metode dan teknik rekonfigurasi telah dikembangkan untuk tujuan meminimalkan rugi-rugi daya. Dari berbagai metode yang ada, metode terbaik untuk digunakan adalah Binary Particle Swarm Optimization (BPSO). BPSO juga meningkatkan karakteristik konvergensi dengan waktu komputasi yang kecil dibandingkan dengan metode lainnya. Rekonfigurasi penyulang Arjasa menggunakan metode BPSO (Binary Particle Swarm Optimization) efektif mengurangi daya susut dan tegangan minimum pada penyulang Arjasa. Setelah 60 iterasi dengan waktu 628,93 detik pada program dijalankan dapat diketahui nilai gbest yang terbaik terdapat pada titik 57, 85, 96, 119, dan 133. Jadi cabang yang akan dipotong atau dihapus adalah cabang 57 (bus 57-58), 85 (9-86), 96 (bus 96-97), 119 (bus 116-120), 133 (bus 25-110). Nilai fitness gbest pada titik ini sebesar 79,4372 dengan nilai daya aktif yang terbuang (P_loss) sebesar 0,079 MW dan nilai daya reaktif yang terbuang (Q_loss) sebesar 0,12 MW. Tegangan minimum pada gbest sebesar 0,9202 pu yang terdapat pada bus 25. Dengan nilai daya aktif (P) sebesar 2,14, nilai persen daya loss sebesar 3,69%.en_US
dc.description.sponsorshipH.R.B. Moch Gozali, S.T., M.T. Widya Cahyadi, S.T., M.T.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Tekniken_US
dc.subjectrekonfigurasien_US
dc.subjectdistribusien_US
dc.subjectpenyulang Arjasaen_US
dc.subjectBPSOen_US
dc.titleRekonfigurasi Jaringan Distribusi 20 KV PT. PLN UP3 Jember Penyulang Arjasa Metode Binary Particle Swarm Optimization (BPSO)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record