Show simple item record

dc.contributor.authorFAHMA, Tsabita Ershiazky
dc.date.accessioned2022-08-11T04:29:38Z
dc.date.available2022-08-11T04:29:38Z
dc.date.issued2022-04-25
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108766
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 11 Agustus 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractPuncak kedua pandemi COVID-19 di Indonesia yang terjadi pada bulan Juli – Oktober 2021 berpengaruh pada beban kerja tenaga kesehatan karena adanya peningkatan jumlah pasien. Hal ini dapat menimbulkan burnout syndrome (kelelahan emosional, depersonalisasi, penurunan pencapaian diri). Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan tingkat burnout pada tenaga kesehatan. Salah satu faktor tersebut adalah jenis kelamin. Penelitian tentang burnout syndrome dalam kaitannya dengan jenis kelamin belum pernah dilakukan di Jember sehingga penelitian ini pun dilakukan. Penelitian dilakukan secara observasional dengan pendekatan cross-sectional. Data penelitian adalah data primer yang diambil dari pengisian kuisioner MBI-HSS dan data diri oleh responden secara langsung menggunakan google form. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan September – Desember 2021 di tiga rumah sakit rujukan COVID-19 di Jember (Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi, Rumah Sakit Perkebunan PTPN X Jember Klinik, dan Rumah Sakit Umum Kaliwates). Analisis data dilakukan menggunakan Statistical Package for the Social Science SPSS 24, dengan uji yang dilakukan adalah uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov dan uji komparatif dengan Mann-Whitney atau independent t-test. Penelitian diikuti oleh 212 responden dari tiga RS rujukan COVID-19 di Jember. Sebagian besar responden adalah perawat, berjenis kelamin perempuan, berada pada rentang usia 31-40 tahun, sudah menikah, lama kerja >10 tahun, dan memiliki burnout derajat rendah. Tidak didapatkan perbedaan signifikan pada tingkat burnout syndrome antara tenaga kesehatan laki-laki dan perempuan (p= 0,965) maupun pada masing-masing domain (Emotional Exhaustion p=0,523, Depersonalization p=0,363, Personal Accomplishment p=0,625). Terdapat perbedaan mean rank pada domain EE, di mana laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, dan sementara pada domain DP dan PA didapatkan tenaga kesehatan perempuan memiliki nilai lebih tinggi daripada laki-laki. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tingkat burnout pada dokter dan perawat di rumah sakit rujukan COVID-19 didominasi dengan tingkat burnout yang rendah serta tidak ditemukan perbedaan signifikan burnout antara tenaga kesehatan laki-laki dan perempuan baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing domain burnout syndrome pada masing-masing rumah sakit. Perlu adanya penyeimbangan dan penyesuaian pada beberapa hal seperti jumlah responden, faktor-faktor yang bisa memengaruhi hasil, dan lain-lain bagi peneliti lain yang ingin melalukan penelitian yang serupa agar mendapatkan hasil yang signifikanen_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : dr.Ali Santosa, Sp.PD Dosen Pembimbing Anggota : dr.Inke Kusumastuti, M. Biomed, Sp.KJen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectBURNOUT SYNDROMEen_US
dc.subjectGELOMBANG KEDUA PANDEMIen_US
dc.subjectRUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19en_US
dc.titlePerbandingan Burnout Syndrome Antara Dokter dan Perawat Laki-Laki dan Perempuan di Tiga Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Kabupaten Jember Pasca Gelombang Kedua Pandemien_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record