Show simple item record

dc.contributor.authorLESTARI, Adinda Dwi
dc.date.accessioned2022-08-11T04:26:55Z
dc.date.available2022-08-11T04:26:55Z
dc.date.issued2021-11-23
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108765
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 11 Agustus 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractKapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBPKP) merupakan sistem penyesuaikan besaran tarif kapitasi berdasarkan capaian indikator angka kontak dengan besaran ≥150% permil, rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik sebesar <5%, rasio peserta prolanis berkunjung sebesar ≥50%, dan kunjungan rumah sebesar 100% per tahun. Pelaksanaan KBPKP di Kabupaten Situbondo dilaksanakan tahun 2017. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang mampu memenuhi semua indikator komitmen pelayanan akan mendapatkan besaran kapitasi penuh sesuai norma kapitasi. Sedangkan FKTP yang belum mampu memenuhi salah satu indikator penilaian akan memperoleh pengurangan besaran kapitasi. Berdasarkan sosialisasi Peraturan BPJS Kesehatan 7 Tahun 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja di kantor cabang Ternate diketahui bahwa dalam pelaksanaan KBKP tahun 2018 menyebutkan capaian indikator AK dan RPPB belum mampu memenuhi target dengan capaian AK sebesar 106,97%0 dan RPPB sebesar 34,32%. BPJS Kesehatan melakukan perubahan karena ketidakcapaian indikator dengan mengubah sistem KBPKP menjadi sistem Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) yang pelaksanaannya dimulai pada bulan Oktober tahun 2019. Penilaian KBK dilihat berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi angka kontak sebesar ≥150% permil, rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik sebesar ≤2%, dan rasio peserta prolanis terkendali sebesar ≥5%. Kriteria penilaian KBK lebih spesifik daripada sistem KBPKP, terutama pada pemenuhan indikator RPPT. Peserta prolanis harus dalam kondisi Diabetes Mellitus dan Hipertensi terkendali bukan hanya pada jumlah peserta prolanis berkunjung. Berdasarkan capaian indikator RPPT, Puskesmas Panarukan merupakan puskesmas dengan jumlah peserta prolanis terkendali tertinggi dari 20 puskesmas di Kabupaten Situbondo selama periode bulan November-Desember 2019 sampai Februari 2020 dengan capaian 0,9%, 0,8%, 0,3%, 0,4%, sedangkan jumlah peserta prolanis terkendali terendah terjadi di Puskesmas Panji sebesar 0%. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di dua puskesmas, yaitu Puskesmas Panarukan dan Puskesmas Panji Kabupaten Situbondo. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai November 2021. Variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini meliputi aspek Sumder Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari ketersediaan SDM, pengetahuan, pelatihan dan komitmen. Sedangkan aspek manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek SDM yang meliputi ketersediaan SDM di Puskesmas Panarukan dan Puskesmas Panji sudah memadai, dibuktikan dengan adanya penanggungjawab khusus dan pelaksana prolanis meliputi dokter, perawat, tenaga promosi kesehatan, dan pihak laboratorium. Komitmen juga telah diberikan oleh kepala puskesmas dengan adanya penegasan dan pemantauan kepada pelaksana prolanis dalam kegiatan audit internal puskesmas dan mini lokakarya (minlok). Namun dari segi pengetahuan terkait pencapaian indikator kapitasi khususnya indikator RPPT Puskesmas Panarukan dan Puskesmas Panji masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pemahanan pencapaian target Prolanis yang masih mengacu pada sistem KBPKP, yaitu pada jumlah peserta prolanis berkunjung bukan pada jumlah peserta prolanis terkendali. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pergantian penanggungjawab dan pelaksana kegiatan, serta kurangnya koordinasi antara penerima sosialisasi dengan penanggungjawab saat ini sehingga informasi belum tersampaikan. Pada aspek manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan di Puskesmas Panarukan dan Puskesmas Panji sudah baik. Namun karena persepsi informan terkait capaian target indikator RPPT masih mengacu pada peraturan KBPKP sehingga menyebabkan tujuan dari pelaksanaan prolanis masih kurang maksimal. Saran yang dapat diberikan adalah penanggung jawab dan pelaksana prolanis melakukan data ulang terkait kepesertaan prolanis sehingga tidak mempengaruhi perhitungan capaian indikator RPPT, memodifikasi penyampaian materi edukasi kesehatan sehingga informasi mudah tersampaikan kepada peserta prolanis, meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya mengonsumsi obat secara teratur, menjaga pola hidup sehat, rutin melaksanakan aktivitas fisik, menciptakan hubungan yang erat antara petugas dengan peserta prolanis serta sesama peserta prolanis yang tergabung dalam klub saling bekerja sama menciptakan suasana yang kondusif, kompak, dan menyenangkan sehingga mampu meningkatkan kepercayaan diri dalam mengelola penyakit yang diderita, serta mengintegrasikan klub prolanis dengan program posbindu PTM untuk mengetahui dan menjaga kondisi pesertaen_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Eri Witcahyo, S.KM., M.Kes. Dosen Pembimbing Anggota : Christyana Sandra, S.KM., M.Kesen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectSUMBER DAYA MANUSIAen_US
dc.subjectPUSKESMASen_US
dc.subjectRASIO PESERTA PROLANIS TERKENDALI (RPPTen_US
dc.titleSumber Daya Manusia dan Manajemen Sebagai Strategi Mencapai Indikator Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) : Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Panarukan dan Puskesmas Panji Kabupaten Situbondoen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record