Show simple item record

dc.contributor.authorPRASETIYANTI, Nova Dwi
dc.date.accessioned2022-08-03T04:40:15Z
dc.date.available2022-08-03T04:40:15Z
dc.date.issued2022-03-08
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108653
dc.description.abstractPenyakit menular yang disebabkan oleh vektor seperti demam berdarah dengue, malaria, chikungunya dan filariasis masih menjadi permasalahan baik di Indonesia maupun di dunia (Ambarita, 2015:111). Jumlah penderita DBD di Indonesia semakin meluas seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk dan meningkatnya mobilitas masyarakat (Mutmainah, 2015: 99). Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia Angka Bebas Jentik (ABJ) pada tahun 2019 sebesar 79,2% yang masih belum mencapai target program ABJ yaitu sebesar > 95% yang artinya upaya pengendalian DBD masih belum mencapai target dan masih tingginya kasus DBD di Indonesia (Kemenkes, 2020:193). Tercatat jumlah kasus demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus pada tahun 2019 sebanyak 138,127 kasus. Kontainer merupakan tempat penampungan air (TPA) atau bejana yang dapat berperan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp (Budiyanto, 2012:2). Bak mandi secara umum merupakan kontainer paling disukai nyamuk untuk meletakkan telur (Joharina dan Widiarti, 2014: 38). Berdasarkan Penelitian (Triwahyuni dkk, 2020 :57) menunjukkan bahwa kontainer yang berbahan semen dan tanah seperti bak mandi dan tempayan memiliki angka positif jentik nyamuk Aedes aegypti. Penggunaan insektisida untuk membunuh nyamuk dalam jangka waktu lama memicu munculnya resistensi pada nyamuk vektor dan kerusakan lingkungan (Harsono, 2019: 39). Pengendalian secara biologi/ hayati merupakan pengendalian larva nyamuk yang memanfaatkan predator atau musuh alami nyamuk tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan. Jenis predator yang dapat digunakan sebagai pengendalian vektor adalah ikan pemakan jentik yaitu cupang, tampalo, guppy, gabus, dan lain sebagainya (Kemenkes, 2017:73). Ikan Cupang memiliki daya tahan tubuh yang tinggi/kuat dan melakukan pengambilan makanan secara terus menerus selama 24 jam (Sari, 2020: 84). Tidak hanya ikan cupang, ikan niasa juga mempunyai kemampuan adaptasi yang cepat dan daya makan yang rakus (Froese R, 2019). Ikan niasa mempunyai sifat yang agresif dan juga aktif serta suka memakan cacing, jentik nyamuk dan alga. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan antara ikan cupang dan ikan niasa dalam memakan jentik nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini adalah penelitian dengan metode eksperimen semu (quasi experiment) tanpa kelompok kontrol dengan desain one-group posttest-only design, yaitu kegiatan percobaan yang mengukur pascaperlakuan (Hastjarjo, 2019). Adapun rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dalam 9 ulangan yang dilakukan dalam 1 hari. Populasi dalam penelitian ini adalah jentik nyamuk aedes aegypti yang didapatkan dari Laboratorium Entomologi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur di Surabaya. Sampel dalam penelitian ini adalah 360 jentik nyamuk aedes aegypti. Hasil penelitian menunjukkan hasil α = 0,05 , diperoleh hasil p < α, yaitu 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan H0 ditolak, yang artinya terdapat perbedaan kemampuan ikan cupang dan ikan niasa dalam memakan jentik nyamuk Aedes aegypti. Kesimpulan terdapat perbedaan kemampuan ikan cupang dan ikan niasa dalam memakan jentik nyamuk Aedes aegypti. Ikan cupang dapat dijadikan predator jentik nyamuk Aedes aegypti lebih baik dibandingkan dengan ikan niasa. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah untuk menggunakan ikan cupang di bak mandi sebagai pengendali biologi / alami jentik nyamuk Aedes aegypti. Dengan cara meletakkan satu ekor ikan cupang kedalam bak mandi.en_US
dc.description.sponsorshipDPU : Prehatin Trirahayu Ningrum, S.KM., M.Kes DPA : Rahayu Sri Pujiati, S.KM., M.Kes.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectIKAN CUPANG (Betta splendens)en_US
dc.subjectIKAN NIASA (Melanochromis auratus)en_US
dc.subjectJENTIK NYAMUK Aedes aegyptien_US
dc.titleAnalisis Perbedaan Kemampuan Ikan Cupang (Betta splendens) dan Ikan Niasa (Melanochromis auratus) Sebagai Pengendali Jentik Nyamuk Aedes aegyptien_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record