dc.description.abstract | Periodontitis adalah suatu penyakit keradangan pada jaringan pendukung
gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu, salah satunya Porphyromonas
gingivalis (P. gingivalis). P. gingivalis merupakan bakteri anaerob Gram negatif
yang memiliki banyak faktor virulensi yang berperan dalam menginduksi
periodontitis yaitu fimbriae, gingipain, dan lipopolisakarida (LPS). Faktor virulensi
ini digunakan untuk menghindari respon imun inang dan untuk menginvasi jaringan
periodonsium dengan cara merangsang pelepasan sitokin proinflamasi seperti
interleukin-1β (IL-1β), IL-6, tumor necrosis factor-α (TNF-α) dan eikosanoid yaitu
prostaglandin (PGE2). Prostaglandin dan sitokin proinflamasi yang terbentuk dapat
menstimulasi osteoblas untuk meningkatkan produksi Receptor Activator of
Nuclear Factor Kβ-Ligand (RANKL) dan menurunkan produksi Osteoprotegerin
(OPG). OPG berfungsi untuk mengikat RANKL sehingga apabila produksi OPG
menurun, RANKL mudah berikatan dengan RANK pada prekusor osteoklas. Hal
tersebut dapat menyebabkan pembentukan dan aktivasi osteoklas sehingga terjadi
kerusakan tulang. Inflamasi yang berlangsung terus menerus tentunya harus
dicegah menggunakan obat yang berperan sebagai antibakteri dan antiinflamasi.
Daun singkong (Manihot esculenta Crantz) telah diteliti mengandung senyawa
aktif, yaitu flavonoid, saponin, tannin dan triterpenoid yang bersifat antiinflamasi
dan juga antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas pemberian
Daun singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap jumlah osteoblas pada tulang
alveolar model tikus periodontitis.
Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian the post-test only control group design. Penelitian ini menggunakan 20
ekor tikus yang dibagi menjadi 2 kelompok; kelompok kontrol (normal) dan
kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan merupakan kelompok tikus yang
diinduksi P. gingivalis. kelompok perlakuan terdiri dari 3 subkelompok yaitu
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
viii
kelompok diberi aquadest (P1), kelompok diberi metronidazole (P2), dan kelompok
diberi ekstrak daun singkong (P3). Masing-masing kelompok akan dieuthanasia
setelah 7 hari pemberian aquadest, metronidazole dan ekstrak daun singkong.
Setelah itu dilakukan pewarnaan HE dan penghitungan osteoblas.
Data hasil penelitian disajikan dalam rata-rata jumlah osteoblas lalu diuji
normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dan didapatkan data berdistribusi normal
lalu uji homogenitas menggunakan Levene dan menunjukkan data yang homogen.
Data lalu dilakukan uji parametrik one Way Anova dengan hasil terdapat perbedaan
signifikan (p<0,05) sehingga dilanjutkan uji LSD. Hasil uji LSD osteoblas
didapatkan bahwa jumlah osteoblas pada kelompok ekstrak daun singkong berbeda
bermakna dengan kelompok periodontitis yang diberi aquades dan tidak berbeda
bermakna dengan kelompok metronidazole, hal ini menunjukkan bahwa jumlah
osteoblas pada kelompok tikus yang diberi ekstrak daun singkong memiliki
kemampuan yang hampir setara dalam meningkatkan jumlah osteoblas dengan
kelompok tikus yang diberi metronidazole. Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian ekstrak daun singkong
(Manihot esculenta Crantz) efektif meningkatkan jumlah osteoblas pada tulang
alveolar model tikus periodontitis dikarenakan memiliki efektivitas yang hampir
setara dengan metronidazole | en_US |